Selama tiga bulan yakni sejak Januari hingga Maret 2016, jet-jet tempur Jepang benar-benar dibuat sibuk oleh China. Dalam kurun waktu itu mereka harus 198 kali terbang tergesa-gesa untuk mencegat pesawat China. Jumlah ini meningkat pesawat dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 93 kali. Dengan jumlah 198 kali selama tiga bulan maka rata-rata setiap hari pesawat Jepang harus diluncurkan setidaknya dua kali untuk melakukan intersep.
Dilaporkan Reuters selama satu tahun yang berakhir 31 Maret intersep pesawat tempur Jepang terhadap pesawat China meningkat 23 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 571 kali dan ini adalah rekor baru.
“Jumlah intersep saja tidak menceritakan seluruh cerita, tapi kita harus mengakui bahwa ada kenaikan yang menunjukkan lingkungan keamanan ketat,” kata Juru Bicara Staf Angkatan Gabungan Jepang Kazuhiko Fukuda Sabtu 23 April 2016.
“China memodernisasi angkatan udara dan jelas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur udara di langit,” katanya.
Beijing telah mendorong kegelisahan sejumlah pihak termasuk Washington dengan konstruksi pulau di Laut China Selatan yang dinilai Pentagon dirancang untuk menjadi tuan rumah aset militer China di wilayah yang disengketakan tersebut.
Ada laporan pada bulan Februari bahwa China telah mengerahkan rudal anti-pesawat dan jet tempur ke pulau-pulau yang menjadi objek konflik antara China, Filipina, Vietnam, Malaysia dan lain-lain.
Pada saat itu, Komandan Angkatan Laut Pasifik AS Laksamana. Harry Harris Jr, memperingatkan anggota parlemen di Washington bahwa China bertekad mencapai hegemoni di Asia Timur.
Jepang, sementara itu, telah terkunci dalam sengketa kedaulatan sendiri dengan China atas pulau-pulau kecil yang terletak di Laut Cina Timur. Tempat ini menjadi persaingan bersejarah antara Tokyo dan Beijing sejak Perang Dunia II.