Enam pesawat militer AS yang ditinggal di Filipina setelah latihan Balikatan usai digelar beberapa waktu lalu telah mulai melakukan penerbangan operasi maritim di Laut China Selatan.
Kedutaan Besar AS di Filipina Kamis 21 April 2016 mengatakan enam pesawat yang terdiri dari empat A-20C Thunderbolt II dan dua HH-60G Pave Hawk telah melakukan misi pengawasan pertama pada Selasa 17 April 2016 lalu.
“Misi seperti ini mempromosikan transparansi dan keamanan navigasi di perairan dan wilayah udara internasional, dan menampilkan komitmen AS pada sekutu dan negara-negara mitra serta stabilitas lanjutan di kawasan itu Indo-Asia-Pasifik,” demikian bunyi pernyataan Kedutaan Besar AS.
Pesawat, yang berbasis di Pangkalan Udara Clark di provinsi Pampanga, adalah bagian dari armada yang mengambil bagian dalam latihan Balikatan yang berakhir pada 15 April.
Latihan ini menjadi kegiatan pelatihan tahunan antara militer AS dan Filipina dan dimulai pada tanggal 4 April, diikuti oleh 4.900 personel Amerika dan 3.700 tentara Filipina.
Keenam pesawat merupakan bagian dari lima A-10 yang juga dikenal dengan Warthog, tiga helikopter SAR HH-60G Pave Hawk dan pesawat transportasi MC-130H Combat Talon yang ditinggalkan oleh AS untuk meneruskan pelatihan dengan Filipina dan melakukan patroli di daerah sengketa di Laut China Selatan.
“Interoperabilitas dengan militer Filipina berada di barisan depan dari misi kami,” kata Kolonel Larry Card, Komandan Air Contingent dalam pernyataan yang dikutip Kedubes.
Keduataan juga mengatakan pesawat yang ditinggal akan melakukan berbagai operasi seperti kesadaran udara dan maritim, pemulihan personil, memerangi pembajakan, dan membantu untuk memastikan bahwa semua bangsa memiliki akses ke domain udara dan laut di seluruh wilayah sesuai dengan hukum internasional. “Semua operasi dan penyebaran direncanakan dan dilaksanakan dengan persetujuan dan kerjasama dari pemerintah Filipina,” katanya.
Baca juga: