Site icon

Pilot AS di Perang ISIS Kini Bisa Lebih Gampang Melepaskan Rudal

Pilot pesawat tempur baik berawak dan tidak berawak Amerika yang tengah beroperasi di misi perang melawan ISIS kini akan lebih mudah untuk mendapat persetujuan serangan. Pentagon telah  mengubah aturan serangan yang mempercepat izin seorang pilot boleh atau tidak melepaskan rudalnya.

Perubahan, pertama kali dilaporkan oleh USA Today yang menyebutkan kewenangan untuk memberikan persetujuan serangan bisa dilakukan oleh  komandan tingkat rendah pada situasi di mana warga sipil mungkin beresiko. Sebelumnya, serangan berisiko tinggi harus disetujui oleh komandan bintang empat yang ada di Komando Pusat AS yang berkantor di Tampa.

“Ini bukan berarti diterjemahkan akan lebih lebih banyak korban sipil,” kata Kolonel Steve Warren, seorang juru bicara operasi Resolve Inherent dalam briefing telepon dari Baghdad ke Pentagon Rabu 20 April 2016.

Warren mengatakan perubahan ini berarti pilot akan lebih cepat untuk melakukan eksekusi serangan karena tidak harus mengirim permintaan izin ke Tampa lagi. “Kita bisa melakukannya di sini di Baghdad,” katanya. “Semakin banyak otoritas yang didelegasikan ke bawah, semakin cepat kita mampu merespon.”

Dalam beberapa kasus, persetujuan serangan akan cukup diberikan Letjen Sean Angkatan Darat MacFarland, komandan satuan tugas, dan dalam kasus lain dengan komandan bisa dilakukan oleh komandan di bawah MacFarland, tergantung pada perkiraan jumlah warga sipil yang mungkin berada pada risiko.

“Ini tergantung pada berapa banyak warga sipil kami percayai masuk dalam potensi risiko tinggi,” kata Warren. Pada risiko yang sangat tinggi bisa jadi izin tetap akan dimintakan ke Tampa.

Selama ini pilot tempur Amerika Serikat mengeluhkan sulitnya mendapatkan izin untuk melakukan serangan. Padahal situasi di lapangan bisa berubah dengan cepat. Hal ini sempat menjadikan para pilot fustrasi.

Baca juga:

Prosedur Nembak Rumit, Pilot Tempur AS di Irak Fustrasi

Exit mobile version