Site icon

Angkatan Udara Afrika Selatan Gunakan Cheetah untuk Lindungi Pesawat

Masalah yang semakin umum dihadapi oleh pesawat komersial dan militer adalah serangan burung. Hal ini terutama berlaku dari Afrika di mana ada populasi besar burung dan hewan darat kecil begitu banyak. Pangkalan udara militer, yang cenderung di daerah terpencil, menjadi lebih berisiko kemungkinan serangan burung atau hewan yang tiba-tiba nyelonong di jalur udara. Ada beberapa solusi cerdas untuk masalah ini.

Angkatan Udara Afrika Selatan mengembangkan cara yang unik dan efektif untuk menghalau bahaya ini yakni menggunakan cheetah. Binatang kecil dengan berat 28-65 kg ini biasanya menghindari manusia dan lebih memilih melawan binatang yang lebih kecil. Cheetah juga termasuk binatang yang paling mudah dijinakkan. Kucing besar ini bahkan sudah digunakan untuk berburu selama ribuan tahun, terutama di Afrika. Mesir kuno juga meninggalkan banyak catatan tentang ini.

Sebagaimana ditulis Strategypage, sejak 1990-an Angkatan Udara Afrika Selatan telah menggunakan cheetah untuk menjaga burung dan binatang kecil dari ruang udara militer. Afrika Selatan memiliki populasi liar besar cheetah serta program pemuliaan dalam negeri untuk menjaga populasi liar dalam jumlah layak. Banyaknya senjata api di pedesaan Afrika Selatan pada abad ke-20 telah mengancam keberadaan kucing ini.

Namun cheetah yang diangkat dalam program pemuliaan cukup nyaman di sekitar manusia yang akan dirilis ke pangkalan udara militer sehingga mereka dapat berburu (dan mengusir) konsentrasi besar burung atau binatang kecil yang jika dibiarkan akan menjadi ancaman besar bagi pendaratan atau lepas landas pesawat.

Cheetah jantan muda yang digunakan dalam misi ini, karena di alam liar mereka akan berburu bersama-sama sedangkan betina umumnya lebih memilih sendiro. Bidang udara mendapatkan sepasang cheetah jantan berusaia sekitar dua tahun. Dilengkapi dengan GPS (dalam kasus mereka terluka atau, jarang, lari) kucing ini melayani selama dua tahun sebelum kembali ke program pemuliaan dan akhirnya alam liar.

Sangat jarang cheetah melukai manusia, kecuali mereka merasa terancam. Di pangkalan militer semua personil diinstruksikan tentang bagaimana pentingnya untuk lebih baik membiarkan kucing besar itu saja jika mereka berkeliaran ke area kerja atau perumahan.

Cheetah juga mengejar beberapa burung yang jauh dari lapangan udara ketika cheetah liar menemukan burung yang dagingnya disukai.

Next: Setahun 5.000 Serangan Burung

Serangan burung terhadap pesawat memang sangat sering. Ada sekitar 5.000 insiden setahun. Kerapkali pesawat harus mengganti jendela atau kanopi atau bagian lain yang menabrak burung.Sebagian besar insiden juga kerap menyebabkan situasi kritis pesawat. Sekitar satu persen dari insiden ini menyebabkan kerusakan parah dan beberapa pesawat jatuh. Rata-rata, 40-50 orang per tahun meninggal karena serangan burung pada pesawat.

Hampir semua serangan burung fatal untuk pesawat dengan mesin turbin gas di mana burung masuk ke dalamnya. Beberapa mesin pesawat biasanya dapat bertahan hidup ini jika mereka masih memiliki satu atau lebih kerja mesin. Tapi kadang-kadang kehilangan satu mesin sudah bisa menyebabkan pesawat jatuh karena kekurangan tenaga.

Satu pengecualian adalah “Keajaiban On The Hudson” pada Januari 2009, ketika Airbus 320 di atas New York City kehilangan kedua mesin karena serangan burung. Dengan usaha yang luar biasa oleh awak, pesawat berhasil dibawa mendarat dengan selamat  di Sungai Hudson.

Kejadian serupa meskipun tidak mengancam jiwa juga terjadi pada tahun 2006, di mana jet B-727 yang sedang mendaki setelah lepas landas dari Calgary Kanada tiba-tiba diterjang hujan badai es besar. Pesawat segera berbelok dan kembali mendarat.

Dalam kasus yang jarang terjadi juga mengakibatkan helikopter jatuh. Pada tahun 2011 misalnyam sebuah helikopter Korps Marinir AS bertabrakan dengan elang ekor merah, dengan berat sekitar 1,4 kg Burung itu menghantam bagian atas rotor tiang utama helikopter tempur AH-1W. Terjangan elang merusak pitch change link, yang menyebabkan getaran hebat hingga menyebabkan transmisi dan bilah rotor lepas. Helikopter kemudian jatuh, menewaskan awak dua orang. AH-1 sejak itu telah diubah dengan lebih melindungi pitch change.

Baca juga:

http://www.jejaktapak.com/2015/12/14/9-binatang-yang-digunakan-dalam-perang/

Exit mobile version