Obama-Putin Sepakat Tingkatkan Koordinasi

Obama-Putin Sepakat Tingkatkan Koordinasi

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sepakat pada Selasa 19 April 2016  untuk terus membangun koordinasi yang lebih erat terkait Suriah, termasuk melalui dinas intelijen dan kementerian pertahanan mereka, Kremlin mengatakan.

Gedung Putih mengatakan bahwa Obama dan Putin melakukan sebuah “percakapan yang intens” lewat telepon yang mencakup isu Suriah dan Ukraina.

Pada saat pembicaraan itu, pihak Kremlin mengatakan bahwa Putin menekankan kebutuhan akan pihak oposisi moderat untuk menjauh dari kelompok bersenjata ISIS dan Front Nusra yang berhubungan dengan Al Qaeda. Dia juga menekankan kebutuhan untuk menutup perbatasan Suriah dengan Turki, “dari mana para pasukan dan pasokan persenjataan untuk para ekstremis masuk,” Kremlin mengatakan.

Rusia telah berulang kali menangkat isu perbatasan itu, yang menurut Rusia, para militan menyeberang dari Turki ke dalam Suriah.

Obama menekankan bahwa kemajuan di Suriah perlu untuk dibuat “sejalan” dengan kemajuan akan transisi politik demi mengakhiri konflik di negara itu, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan. Pertemuan damai Suriah hampir runtuh pada Senin, dengan pihak oposisi mengumumkan untuk menunda pertemuan yang diadakan di Jenewa.

Kremlin mengatakan bahwa Obama mengucapkan terima kasih atas bantuan Rusia dalam membebaskan penduduk Amerika, Kevin Dawes, yang ditahan di Suriah. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah mengatakan bahwa sebelumnya Rusia mengambil bagian dalam pembebasan dirinya.

Kedua pemimpin negara itu juga saling bertukar pandangan terkait situasi yang ada di Ukraina, dengan Putin menyampaikan harapannya bahwa pemerintah Ukraina yang baru “akhirnya akan mulai mengambil langkah konkrit demi memberlakukan kesepakatan Minsk,” Kremlin mengatakan.

Obama mendesak Putin untuk mengambil langkah demi mengakhiri pertempuran di bagian timur Ukraina dan menekankan pentingnya memberlakukan kesepakatan yang ada, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers harian bahwa kedua pemimpin negara tidak membicarakan tentang dua pesawat tempur Rusia yang melakukan simulasi serangan terbang dekat sebuah kapal penghancur bersenjata misil Amerika Serikat di Laut Baltik, menurut pihak militer Amerika Serikat.