Inilah Rencana Invasi Darat AS Yang Tak Pernah Terjadi
Hirosima setelah dibom nuklir

Inilah Rencana Invasi Darat AS Yang Tak Pernah Terjadi

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Presiden Amerika Henry Truman mengumumkan penyerahan tanpa syarat dari Kaisar Jepang Hirohito, sehingga mengakhiri perang dunia II.

Jepang menyerah setelah berbulan-bulan dilakukan serangan bom di pedesaan Jepang, dua bom atom, dan deklarasi perang Rusia terhadap negara pulau tersebut.

menyerah
Foto ikonik ini diambil pada tanggal 14 Agustus 1945, ketika parade kemenangan atas Jepang di Times Square di mana seorang pria muda dan wanita berciuman penuh gairah di tengah jalan.

Semangat baja Jepang adalah faktor besar dalam invasi yang dilakukan AS ke daratan Jepang. Tentara Jepang teguh memegang semboyan lebih baik mati daripada kalah dan terhina  menjadikan mereka sangat sulit untuk dikalahkan.

Pada saat bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima, sudah 500.000 Jepang meninggal selama serangan bom, tidak hanya di Tokyo, tetapi di kota-kota yang lebih kecil juga. Dan  mau tidak mau semangat Jepang mulai terluk. Tetapi Jepang belum juga mau menyerah. Karenanya pasukan AS menyiapkan invasi darat, meski mereka sangat menyadari tantangan yang mereka hadapi tentang adanya perlawanan penduduk Jepang.

Komite perencanaan invasi AS memperkirakan operasi di darat akan ditentang tidak hanya oleh kekuatan militer yang terorganisir dari Kekaisaran, tetapi juga oleh penduduk fanatik.

Namun demikian, pasukan Sekutu siap untuk mengirim 42 kapal induk, 24 kapal perang, dan 400 kapal perusak serta pengawal ke pantai Jepang.  Sekutu memperkirakan akan ada 456.000 kematian untuk invasi di Kyushu saja.

Ketika tengah bersiap untuk menghadapi pertempuran berdarah itu bahkan pemerintah AS telah memproduksi 500.000 medali purple hearts  yang akan diberikan kepada tentara yang terluka di invasi.

Pada saat yang sama 32 juta Jepang bersiap untuk perang. Angka itu mencakup semua orang antara usia 15 dan 60, dan semua perempuan antara 17 dan 45. Mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan dan akan  menggunakan senjata apapun yang mereka punya. Dari bambu runcing, meriam kuno hingga, senapan mesin. Bahkan anak-anak telah dilatih untuk menjadi pelaku bom bunuh diri untuk menghadang tank Amerika dan meledakkan diri.

Next: Perubahan Rencana