Sebuah pesawat militer China telah melakukan pendaratan di bandar udara baru di pulau buatan China, yang berlokasi di Laut China Selatan yang disengketakan. Pesawat yang mendarat adalah pesawat patroli maritim Y-8X. Ini adalah kali pertama Beijing mengakui telah mengirimkan pesawat non sipil ke wilayah tersebut.
Landasan pacu yang ada di formasi karang Fiery Cross memiliki panjang 3.000 meter dan merupakan salah satu dari tiga landasan yang telah dibangun oleh China selama lebih dari satu tahun, dengan cara mengeruk lahan ke karang yang ada di kepulauan Spratly itu. Penerbangan sipil memulai uji coba penerbangan di lokasi itu pada Januari lalu.
Dalam sebuah berita di halaman depan, Harian Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan bahwa sebuah pesawat militer yang sedang melakukan patroli di atas Laut China Selatan pada Minggu mendapatkan sebuah panggilan darurat untuk mendarat di formasi karang Fiery Cross untuk mengevakuasi tiga orang pekerja yang sakit.
Mereka diangkut ke dalam pesawat pengangkut dan kembali ke pulau Hainan untuk menjalani perawatan, ujarnya, dengan mencantumkan sebuah gambar yang menunjukkan pesawat itu di Hainan.
Itu adalah pertama kalinya pihak militer China secara publik mengakui pendaratan pesawatnya di Fiery Cross, media Global Times yang berpengaruh menuliskan.
Mereka mengutip seorang pakar militer yang mengatakan bahwa penerbangan itu menunjukkan pangkalan udara yang memenuhi standar militer dan memungkinkan untuk menempatkan pangkalan jet tempur di lokasi itu jika terjadi perang.
Landasan pacu itu juga cukup panjang untuk menampung pesawat pengebom jarak jauh dan pesawat pengangkut begitu pula dengan mesin-mesin jet tempur terbaik China, memberikan mereka keberadaan maritim di Asia Tenggara.
Wilayah itu dilewati oleh kapal-kapal perdagangan dunia senilai 5 triliun dolar Amerika tiap tahun. Sejumlah negara lain juga memiliki klaim yang serupa yaitu Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Taiwan.