Italia dan Prancis terkunci dalam pertempuran untuk menjual kapal angkatan laut baru ke Qatar, yang terburu-buru untuk membeli alat pertahanan sebagai bagian mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2022.
Bentrokan Italo-Prancis mengambil panggung bulan lalu di Doha International Maritime Defence Exhibition and Conference (DIMDEX). Kala itu Menteri Pertahanan Italia berpikir dia akan menandatangani perjanjian tidak mengikat untuk penjualan korvet. Namun upacara tertunda setelah adanya lobi Prancis. Demikian disampaikan sumber yang mengetahui hal itu sebagaimana dikutip Defense News Jumat 15 April 2016.
Menteri Pertahanan Italia Roberta Pinotti terbang ke Qatar untuk acara, yang diselenggarakan 29-31 Maret 2016 tersebut, dengan tujuan penandatanganan perjanjian tidak mengikat untuk menjual empat korvet dan satu kapal pasokan untuk angkatan laut Qatar.
Menteri didampingi oleh Mauro Moretti, CEO dari Finmeccanica, dan Giuseppe Bono, CEO dari galangan kapal Fincantieri Italia, dua perusahaan yang akan terlibat dalam kesepakatan tersebut.
Ddelegasi tingkat tinggi tiba di Doha setelah kunjungan Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani ke Roma pada bulan Januari. Kunjugnan pertama sejak dia menduduki tahta pada Juni 2013.
Salah satu sumber yang mengetahui pembicaraan mengatakan bahwa ada kesepakatan penjualan senilai US$3,9 miliar yang dibahas dalam pertemuan tersebut termasuk keterlibatan Italia dalam pembangunan sebuah rumah sakit militer di Qatar.
Prancis sebelumnya telah menawarkan kesepakatan tersendiri untuk pengadaan kapal laut tetapi belum mencapai titik kesepakatan menandatangani perjanjian bak mengikat atau tidak mengikat.
Tapi di DIMDEX, Prancis melobi keras untuk diberi kesempatan membuat tawaran baru. “Prancis meminta waktu untuk mengubah penawarannya,” ujar salah satu sumber kepada Defense News.
“Menteri pertahanan Qatar memutuskan untuk membantu,” kata sumber kedua. Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian juga bertemu Al-Thani di DIMDEX.
Prancis kembali ke negosiasi dengan menawarkan diskon pada tiga kapal, yang akan menjadi varian dari frigat FREMM yang pembangunannya paralel dengan Angkatan Laut Italia dan diluncurkan pada tahun 2005.
Menurut situs Prancis LaTribune, kapal akan dilengkapi dengan rudal MBDA Aster 30 untuk memukul rudal balistik dan rudal anti kapal Exocet. “Kapal akan bersenjata berat,” kata seorang eksekutif pertahanan Prancis.
Aster 30 dirancang untuk mencapai target lebih dari 100 kilometer jauhnya. Angkatan Laut Prancis telah kapal Horizon dengan bobot 7.000 ton dilengkapi idengan pertahanan udara Aster 30, dan kapal FREMM 6.000 ton yang dipersenjatai dengan Aster 15, yang memiliki jangkauan lebih dari 30 kilometer.
Meskipun ada lobi keras Prancis, Italia masih optimis akan memenangkan persaingan di Qatar. Salah satu sumber Italia mengatakan Qatar masih condong ke Italia untuk menutup kesepakatan angkatan laut. “Korvet lebih disukai dan langkah terbaru ini tidak mengecewakan, hanya penundaan,” katanya.