Foto-foto impresif yang menunjukkan F-22 Raptor Angkatan Udara AS dari 90th Fighter Squadron lepas landas dari Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson, Alaska, pada 28 Maret 2016 menuju ke Uni Emirat Arab.
Didukung oleh pesawat tanker KC-10 Air Mobility Command dan disertai dengan personel dan kargo terbang mereka ke pangkalan udara Al Dhafra untuk menggantikan Raptor lain yang kembali ke rumah mereka di Hawaii setelah tur tugas mendukung Operasi Resolve Inherent guna memerangi ISIS.
Raptor sebenarnya lebih jarang dibandingkan dengan pesawat lain yang terlibat dalam misi tersebut. Pesawat siluman generasi kelima ini berdasarkan informasi yang dirilis oleh Komando Pusat Angkatan Udara AS hanya terbang 2% total sortie yang ada dan merilis 2% senjata dari total senjata yang dilepaskan pesawat Amerika.
Namun, sepertinya keberadaan Raptor masih dianggap penting karena pesawat ini memiliki sensor canggih untuk mengumpulkan rincian berharga tentang target musuh yang kemudian disebarkan ke aset lain untuk ditindaklanjuti.
Pesawat ini melakukan misi “Kinetic situational awareness” yang memfasilitasi serangan udara balasan yang dilakukan oleh pesawat tempur lain.
Raptor juga jarang menyerang target mereka sendiri menggunakan senjata andalan mereka yakni dua 1,000-lb GBU-32 JDAM (Joint Direct Attack Munitions) atau 8 GBU-39 small diameter bombs.