Jarang Terbang, Raptor Tetap Dikirim ke Perang ISIS
F-22 Raptor/USAF

Jarang Terbang, Raptor Tetap Dikirim ke Perang ISIS

Foto-foto impresif yang menunjukkan F-22 Raptor Angkatan Udara AS dari 90th Fighter Squadron lepas landas dari Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson, Alaska, pada 28 Maret 2016 menuju ke Uni Emirat Arab.

90th Fighter Squadron F-22s deploy to Southeast Asia

Didukung oleh pesawat tanker KC-10 Air Mobility Command dan disertai dengan personel dan kargo terbang mereka ke pangkalan udara Al Dhafra untuk menggantikan Raptor lain yang kembali ke rumah  mereka di Hawaii setelah tur tugas mendukung Operasi Resolve Inherent guna memerangi ISIS.

90th Fighter Squadron F-22s deploy to Southeast Asia

Raptor sebenarnya lebih jarang dibandingkan dengan pesawat lain yang terlibat dalam misi tersebut. Pesawat siluman generasi kelima ini berdasarkan informasi yang dirilis oleh Komando Pusat Angkatan Udara AS hanya terbang 2% total sortie yang ada dan merilis 2% senjata dari total senjata yang dilepaskan pesawat Amerika.

90th Fighter Squadron F-22s deploy to Southeast Asia

Namun, sepertinya keberadaan Raptor masih dianggap penting karena pesawat ini memiliki sensor canggih untuk mengumpulkan rincian berharga tentang target musuh yang kemudian disebarkan ke aset lain untuk ditindaklanjuti.

90th Fighter Squadron F-22s deploy to Southeast Asia

Pesawat ini melakukan misi “Kinetic situational awareness” yang memfasilitasi serangan udara balasan yang dilakukan oleh pesawat tempur lain.

90th Fighter Squadron F-22s deploy to Southeast Asia

Raptor juga jarang menyerang target mereka sendiri menggunakan senjata andalan mereka  yakni dua 1,000-lb GBU-32 JDAM (Joint Direct Attack Munitions) atau 8 GBU-39 small diameter bombs.

90th Fighter Squadron F-22s deploy to Southeast Asia