Awal pekan ini, Pentagon merilis video dari pesawat Su-24 Rusia yang disebut melakukan “serangan simulasi” di Destroyer USS Donald Cook yang sedang berada di Laut Baltik. Sementara Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa penerbangan dilakukan sesuai dengan hukum internasional di wilayah udara di atas perairan netral. AS telah menggambarkan manuver sebagai “provokatif” dan “berbahaya.”
Media China, ikut memanaskan suasana dengan menyatakan pendapat yang tentu saja mendukung Rusia dan memojokkan Amerika. Wajar, mengingat hubungan Amerika dan China sendiri juga sedang panas.
Menurut sebuah artikel di Global Times China, yang dikutip Sputnik Sabtu 16 April 2016, Washington mungkin mencoba untuk menutupi malu sendiri. “Para pilot Rusia telah menunjukkan kemampuan profesional yang tinggi untuk melakukan manuver sangat berbahaya seperti,” tulis editorial. “Militer AS, yang bermaksud untuk memprovokasi Rusia di Laut Baltik, dipermalukan oleh rekan Rusia sebagai balasannya.”
“AS harus merasa marah.”
Editorial itu melihat insiden Baltik sebagai contoh hubungan AS-Rusia. “Untuk batas tertentu, jet tempur yang terbang di atas kapal perusak AS merupakan perwujudan dari [Presiden Rusia Vladimir] Putin, yang selama bertahun-tahun telah berulang kali memunculkan tantangan untuk Washington.”
“Jawabannya daru tekanan arogan AS telah membantu mencapai keseimbangan strategis asimetris antara Rusia dan Amerika Serikat.”
Sulit untuk melihat kehadiran USS Donald Cook di Baltik bukan sebagai provokasi terhadap Rusia. Beijing telah menghadapi provokasi serupa Pentagon di Laut China Selatan.
Washington menjadikan objek konstruksi pulau buatan Beijing di kepulauan Spratly sebagai alasan. Akibatnya, Pentagon telah melakukan serangkaian patroli provokatif di sekitar wilayah perairan pulau-pulau, dan melakukan penerbangan surveillance di sekitar wilayah udara China.
China menyatakan bahwa ia memiliki hak untuk membangun di dalam wilayahnya sendiri dan bahwa pulau-pulau akan digunakan terutama untuk tujuan kemanusiaan.
“Meskipun China dan Rusia menghadapi tekanan strategis dari Washington, hubungan khusus mereka dengan AS berbeda,” Global Times menulis.
Sementara China memiliki banyak cara yang fleksibel untuk mengatasi masalah dengan AS, Moskow, menurut Beijing, memiliki sebuah teka-teki yang lebih ajaib untuk menyelesaikan. “Sulit untuk memahami Rusia dan Putin,” tulis editorial itu.
“Rusia adalah misteri bagi Timur dan Barat.”