Angkatan Darat AS telah meluncurkan sebuah penelitian rahasia untuk menganalisas kemampuan militer Rusia. Sesuatu yang mengingatkan pada apa yang pernah terjadi pada era Perang Dingin.
“Ketika Tentara kami terlibat di Afghanistan dan Irak, Rusia mempelajari kemampuan dan kelemahan AS dan memulai sebuah upaya ambisius untuk melakukan modernisasi militer dan sebagian besar upaya itu berhasil,” kata Letnan Jenderal H.R. McMaster sebagaimana dikutip Politico Kamis 14 April 2016.
McMaster dikenal sebagai tokoh terkemuka di Angkatan Darat AS dan saat ini ditunjuk untuk memimpin “panel tingkat tinggi ” yang bertugas mencari kesimpulan apa yang harus dilakukan Pentagon untuk beradaptasi dengan peningkatan kekuatan militer Rusia.
Dikenal sebagai Russia New Generation Warfare Study, panel yang ini telah memantau Moskow di Suriah, dan agresi Rusia di Eropa Timur.
“Rusia memiliki berbagai roket, rudal dan sistem meriam artileri yang melesaat lebih cepat dan lebih mematikan daripada sistem artileri dan amunisi Angkatan Darat AS,” katanya.
Untuk menanggapi kemampuan Rusia, studi berharap untuk menemukan cara-cara baru untuk meng-upgrade militer Amerika. “Ini adalah masalah Angkatan Darat AS belum bekerja [dengan] sejak akhir Perang Dingin 25 tahun yang lalu,” kata , dalam apa yang mantan komandan NATO Jenderal Wesley Clark sebagaimana dikutip Politico. “Pemikiran ulang yang paling dramatis sejak runtuhnya Uni Soviet.”
Studi rahasia yang dilakukan Angkatan Darat AS untuk mencari kekuatan Rusia atau Soviet bukan hal yang baru. “Perang Yom Kippur telah mengejutkan US Army,” kata mantan anggota Marinir AS dan presiden Potomac Foundation Phillip Karbe kepada Politico.
Sebagai buntut dari perang pada tahun 1973 itu, jenderal AS dikirim untuk menganalisis tank Rusia yang tertinggal dalam peran dan menemukan fakta ternyata senjata Soviet jauh lebih canggih dibanding yang diperkirakan Pentagon sebelumnya.
Untuk Pentagon, perbandingan Perang Yom Kippur adalah analog dengan hari ini. Amerika Serikat yang terlibat perang di sejumlah tempat seperti Irak dan Afghanistan telah mengalihkan perhatian mereka dari kebangkitan militer Rusia. Sebaliknya Rusia menggunakan perang ini untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan militer AS.