Kerjasama militer antara Rusia dan China terus menunjukkan tanda-tanda berkembang ke arah yang jauh lebih tinggi.Lyle J. Goldstein, Associate Professor di China Maritime Studies Institute di US Naval War College di Newport dalam artikelnya yang diterbitkan majalah Amerika National Interest, menyebutkan lebih banyak upaya oleh Rusia dan China untuk bergerak secara kolaborasi militer bilateral dengan ” tingkat lebih tinggi.”
Keseimbangan berubah dengan cepat pada kekuatan di Pasifik barat,” katanya.
“Sejak awal 1990-an, Beijing membantu produsen senjata Rusia untuk bertahan hidup selama masa paceklik, sementara Moskow telah memungkinkan China melakukan lompatan yang luar biasa dalam hal persenjataan canggih,” kata Goldstein.
Dia merujuk pesawat tempur China seperti J-11, J-15, dan J-16 yang semuanya hasil modifikasi dari desain suskes Su-27 yang dibangun Soviet dan Rusia. Dia juga menyebutkan rudal anti kapal supersonik YJ-12 dan YJ-18 yang digambarkan sebagai “spin-off China dari kemamouan rudal Rusia.”
Latihan angkatan laut Rusia-China selama tahun 2014 dan 2015 juga mengisyaratkan program yang lebih ambisius kolaborasi militer. Dia menyebutkan latihan yang berlangsung di Laut Jepang pada bulan Agustus 2015 adalah yang latihan angkatan laut bersama terbesar yang pernah dilakukan China-Rusia, yang terlihat dengan masuknya berbagai jet China yang terbang ke Rusia yakni J-10 dan J -7, termsauk pesawat pengintaian dini KJ-200. ”
“Menyebarkan platform berharga untuk latihan ini menyampaikan pesan bahwa China dan Rusia sekarang mencari untuk memindahkan kemitraan militer ke tingkat yang lebih tinggi,” lanjut Goldstein.
Tak lama setelah akhir latihan, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan bahwa kerjasama militer antara Rusia dan China membentuk dasar dari serikat strategis antara kedua negara dan kerjasama ini memiliki efek stabilisasi pada situasi internasional.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga mengatakan bahwa hubungan Rusia-China mampu menahan setiap krisis internasional. Dia menyebut hubungan antara Moskow dan Beijing telah “matang dan stabil.”