Insiden Damansky/Zhenbao
Insiden Damansky/Zhenbao merujuk pada konflik perbatasan China-Soviet pada tahun 1969. Ini adalah pertempuran di perbatasan antara Uni Soviet dengan Republik Rakyat China pada puncak Perpecahan China-Soviet. Perang perbatasan paling besar terjadi pada Maret 1969 di Pulau Zhenbao di Sungai Ussuri, yang juga dikenal sebagai Pulau Damansky dalam bahasa Rusia. Dengan runtuhnya Uni Soviet, pulau ini kini dikuasai oleh China. Hingga sekarang, generasi tentara Soviet/Rusia dicekoki kisah heroik ksatria Rusia yang berhasil menangkis agresi China pada 1969.
Sejak pertengahan 1960-an, media Soviet menyajikan ruang lebih banyak untuk serangan kritis terhadap China dibanding hal serupa bagi AS dan ‘rezim imperialis reaksioner’ lainnya. Berbeda dengan ‘serangan’ terhadap Barat, yang kemudian meningkat tajam pada 1960-an, gerakan anti-China dan anti-Maois dianggap serius, meski serangan tersebut disampaikan dalam diskusi ideologis yang resmi.
Di saat yang sama, para pelaku propaganda Soviet, mengikuti pendekatan Marxis lama, biasanya membuat perbedaan jelas antara kata-kata klise Mao mengenai ‘agresif dan hegemoni’ , serta masyarakat umum yang hanya ‘tersesat dan diekspolitasi oleh kelompok pemuja pseudo-komunis yang berkuasa’.
Gelar kehormatan China sebagai negara sosialis tak pernah dicabut. Namun China hanya dipandang sebagai negara sosialis yang tersesat akibat kebijakan dan kepemimpinan yang tak bermoral. Media Soviet selalu menyebutkan bahwa jalur rekonsiliasi tetap terbuka.
Sungguh luar biasa bahwa sepanjang periode perpecahan Rusia-China, hanya ada sejumlah kecil karya fiksi literatur Soviet dan sebuah film yang menggambarkan Maois China sebagai ancaman keamanan potensial bagi Uni Soivet. Hal ini bertolak-belakang dengan besarnya jumlah karya seni terkait tantangan keamanan yang muncul dari AS.
Jadi, ketika pemerintah Deng Xiaoping di China mulai menurunkan retorika, upaya semacam itu segera disambut oleh pemerintah Soviet. Dari sekitar tahun 1985, hubungan Sino-Soviet mulai membaik dengan pesat.
Memang, kala itu, Maoisme telah ketinggalan zaman di China sendiri, dan masyarakat Rusia hanya punya sedikit masalah dengan pendekatan Rusia pada China di bawah pemerintahan Kamerad Deng. Sehingga, permusuhan selama 25 tahun yang berlarut-larut tersebut menemui titik akhir secara mendadak.