Pertentangan Kian Jelas
Hubungan antara Uni Soviet dan China memburuk pada awal 1950-an, dan pada tahun 1963 – 1964, pertentangan antara keduanya menjadi sangat jelas. Di tengah pergesekan dengan Maois China, Pemerintah Soviet menikmati dukungan universal dari bawah. Bagi mayoritas masyarakat Soviet pada 1960-an, Pemimpin Mao China (begitu juga Kim Il Sung Korea Utara) memihak pada segala hal yang salah di sistem Soviet sendiri.
Kaum komunis yang berorientasi liberal (yang merupakan spesies langka di kalangan akademisi Soviet), melihat rezim Mao sebagai perwujudan dari penerapan terburuk Stalinisme. Komunis nasionalis, begitu pula nasionalis Rusia secara umum, melihat Mao sebagai sekutu yang berbahaya dan tak tahu terima kasih, yang berani menggigit tangan “Ibu Rusia” yang memberinya makan.
Propaganda Maois, yang kerap sampai ke telinga warga Soviet, biasanya diolok-olok kemudian memperburuk citra negatif Mao (hal ini juga terjadi pada propaganda Korea Utara pada periode yang sama).
Namun, setelah China menyerang Damansky/Zhenbao pada 1969, olok-olok tersebut tergantikan dengan rasa takut. Meski China lebih lemah dari Soviet secara militer, dalam imajinasi populer ia dilihat sebagai ancaman militer serius, setara — jika tidak lebih baik — dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Dalam beberapa kasus, ketakutan tersebut jelas tercampur dengan memori ‘Yellow peril scare’, ketakutan konyol akan invasi mendadak Asia, yang menelan beberapa sisi masyarakat Eropa sebelum Perang Dunia I. Di saat yang sama, insiden Damansky/Zhenbao menjadi bagian penting dalam mitos militer Soviet.