Pemerintah Provinsi Bengkulu menawarkan pulau terluarnya yakni Pulau Enggano menjadi basis pertahanan tempur angkatan laut dan udara untuk menjaga pertahanan wilayah Indonesia utamanya bagian barat.
Gubernur Provinsi Bengkulu Ridwan Mukti mencoba menawarkan Pulau Enggano kepada pemerintah pusat untuk menggantikan basis pertahanan udara yang selama ini berada di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.
“Keluhan dari Bandara Halim Perdanakusuma ada pesawat yang bergesekan. Itu menunjukkan bahwa transportasi komersial di sana sudah padat,” kata dia lagi sebagaimana dikutip Antara Kamis 13 April 2016.
Karena itu, untuk memberikan keleluasaan bagi TNI AU, Gubernur Bengkulu menawarkan Pulau Enggano sebagai basis pangkalan udara. “Enggano ‘kan tidak jauh dari Halim, dan tidak jauh dari Selat Malaka yang berbatasan dengan Singapura serta Malaysia, oleh karena itu kami tawarkan,” katanya pula.
Selain pusat pertahanan udara Indonesia, Enggano juga ditawarkan sebagai pusat angkatan laut karena memiliki laut dalam, serta tempat latihan tempur bagi militer Indonesia. “Kami melihat pusat latihan tempur di Selat Malaka sudah sangat ‘crowded’ dan juga berbatasan dengan Singapura dan Malaysia,” ujarnya lagi.
Menurutnya, Pulau Enggano memiliki luas yang cukup untuk menjadi basis pertahanan, yakni sekitar 37 ribu hektare, sehingga dapat menampung area militer tanpa mengganggu keberadaan masyarakat asli Enggano. “Tentunya ini semua jika diterima, dan akan terintegrasi di Kementerian Pertahanan,” ujarnya pula.