TIDAK HANYA UNTUK ISIS
Pembom strategis jarak jauh juga digunakan Rusia dalam menyerang ISIS. Rusia mengirimkan Tu-160 White Swan bersama Tu-22M3 dalam operasi itu. Tetapi dua bomber ini tidak mendarat di Timur Tengah.
Vladimir Sotnikov, seorang peneliti di Institute of Oriental Studies dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia mengatakan kemungkinan pengiriman B-52 ini tidak hanya ditujukan kepada ISIS. Kepada Gazeta.ru Senin 11 April 2016 dia mengatakan ada maksud lain dari pengiriman bomber tersebut..
Pengiriman ini dapat menjadi sinyal ke Rusia karena mereka pembom dapat dengan mudah mencapai perbatasan Rusia dari rumah mereka. Bersamaan dengan Tu-95 Bear Rusia, B-52 adalah pemegang rekor di penerbangan jarak jauh.
Dia memperkirakan bahwa AS akan mengerahkan dua atau tiga B-52 pembom ke wilayah tersebut. “Ada titik di mana kepentingan Amerika dan Rusia bertabrakan. Washington akan terus mengejar kepentingan nasional di Timur Tengah, termasuk kehadiran militernya di Timur Tengah. Ini merupakan wilayah strategis, kaya dengan sumber daya alam,” kata Sotnikov .
Meskipun saat ini harga minyak dunia turun, AS tidak ingin menggunakan cadangan minyak mereka, ini mengapa Washington tetap penting untuk menjaga Timur Tengah di bawah kontrol mereka.
Sotnikov juga mengatakan bahwa AS mengawasi dengan cermat kampanye udara Rusia di Suriah, termasuk penggunaan pembom strategis dan rudal jelajah.