Rahav, Penghancur Baru Israel di Bawah Gelombang

Rahav, Penghancur Baru Israel di Bawah Gelombang

Rahav dan saudara-saudaranya bukannya tanpa kontroversi. Kanselir Jerman Angela Merkel khususnya telah mendapat kritik keras karena besarnya subsidi yang diberikan dalam pembangunan. Biaya Dolphin 2 dikatakan sekitar US$ 500 juta, dengan Jerman membayar sekitar sepertiga dari biaya ini. Sementara yang lain menduga Jerman membantu Israel menggunakan kemampuan senjata nuklir dengan menjual mereka kapal selam yang dapat digunakan sebagai sistem pengiriman parsial.

Ada juga faksi di Israel yang ingin membatasi jumlah  armada hanya pada lima kapal selam kapal karena perubahan prioritas. Sementara yang lai ingin menambahnya. Saat ini, Israel memiliki kapal selam keenam telah dipesan dari Jerman. Kapal selam Israel adalah kendaraan militer paling mahal dalam persediaan mereka, dan operasi mereka tidak murah.

rahav 3

Jika keputusan dibuat untuk membatasi kekuatan kapal selam lima kapal, maka kapals elam kelas Dolphin pertama yang disampaikan pada tahun 1998, yakni INS Dolphin, akan dipensiun atau dijual kepada angkatan laut asing.

Terlepas dari berapa armada yang akan dimiliki, kapal selam ini memegang peran unik yang menjadi salah satu kaki  dalam triad nuklir. Dengan menjaga setidaknya satu dari kapal-kapal ini di laut setiap saat berarti bahwa jika Israel diserang dan udara yang menghilangkan kemampuan senjata nuklir berbasis darat rusak, siapa pun yang menyerang harus kawatir akan mendapatkan serangan mematikan dari kapal selam ini. Ini adalah ide yang sama di balik pasukan kapal selam rudal balistik nuklir tetapi pada skala yang lebih kecil.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon mengakui beban berat telah diberikan pada kapal selam angkatan Israel INS Rahav ini:

“Kapal selam dan pelaut yang mengoperasikan akan melakukannya seperti yang mereka lakukan saat ini. Dalam keheningan mereka akan akan  melakukan kejutan dan, meledak maju dari kedalaman, dan kadang-kadang kembali ke basis mereka tanpa meninggalkan bekas, dan menjadi benteng di dinding pertahanan Israel.”