Perkembangan situasi di Laut China Selatan telah membuat Amerika tersentak. Mereka tersadar telah tertinggal oleh China dalam upaya untuk membangun dominiasi di wilayah ini. Perencana strategis Amerika terus merumuskan sejumlah cara. Apakah Amerika harus mengirim kapal perang ke jalur yang diklaim China? Bagaimana Washington menunjukkan jaminan kepada sekutu-sekutu di wilayah ini tanpa menyinggung China? bagaimana kombinasi antara jalur diplomasi, militer, dan keterlibatan politik? Semua sedang dalam upaya perumusan.
Keputusan jangka pendek akan menyita pikiran tim dari Asia yang duduk di Washington selama berbulan-bulan dan, mungkin, tahun-tahun mendatang. Tetapi kebijakan jagnka panjang harus dibangun dan itu tidak mudah.
Mengapa menguasai atau mendominasi laut China Selatan menjadi begitu penting. Robert Kaplan berpendapat bahwa kawasan ini telah menjadi pusat geopolitik Asia seperti halnya Laut Mediterania untuk menguasasi Eropa dan Laut Karibia untuk kawasan Amerika. Siapa yang bisa menguasai wilayah yang membentang luas dari Selat Taiwan hingga Selat Malak maka dia akan mendapat pengaruh besar dalam hal politik, ekonomi dan militer.
Mari kita lihat dalam kasus Mediterania. Setidaknya sejak Pertempuran Trafalgar (1805) dan seterusnya, sebuah kekuatan angkatan laut selalu mampu membangun dan mempertahankan kontrol dari laut. Pertama, adalah Inggris yang angkatan lautnya mampu mengkontrol dari Selat Gibraltar hingga Teusan Suez pada sekitar 1882.
Inggris, tentu saja harus bekerja keras untuk membangun dominiasi ini. Mereka membutuhkan koloni di Malta dan Siprus, dan harus menjalani perang Krimea yang brutal melawan Rusia untuk mencegah Dardanella dan Bosphorus jatuh ke tangan musuh. Tidak kecil tantangan yang dihadapi hingga Inggris terus mempertahankan armada lautnya dalam jumlah yang besar. Tidak itu saja Inggris juga aktif melakukan diplomasi dan membangun koalisi dengan sejumlah negara. Inggris harus membayar mahal upaya untuk empertahankan dominasi maritim mereka. Tetapi dengan menguasai Meditrania Inggris mampu mempertahankan pengaruhnya di Eropa yang kemudian akan menjadi kekuatan penting pada Perang Dunia I dan II.
Sementara itu setelah Perang Dunia II, itu Angkatan Laut Amerika Serikat bergerak untuk menguasai di Mediterania dengan armada keenam yang besar untuk menghalangi agresi Soviet dan memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan yang lebih luas. Dengan kekuatan Inggris menurun dan meningkatkan penyebaran komunis, Presiden Truman mengumumkan apa yang dikenal sebagai “Doktrin Truman” untuk menyatakan bahwa AS akan mengalahkan ekspansionisme komunisme terutama di Mediterania Timur. Doktrin Eisenhower melengkapi dengan meningkatkan rezim anti-komunis di Timur Tengah yang juga dapat dianggap sebagai langkah geostrategis untuk meningkatkan kontrol Amerika di daerah tersebut.