Komisi Kerjasama Teknik Militer Rusia telah mengkonfirmasi Mesir sebagai negara Afrika Utara yang membeli 50 jet tempur MiG-29M. Sebelumnya pada Februari lalu pejabat Rusia menegaskan adanya penjualan 50 jet tempur tersebut ke sebuah negara di Afrika Utara tetapi menolak menyebutkan nama negaranya.
Rosoboronexport menandatangani kesepakatan pada bulan April 2015, dan ddiperkirakan dua pesawat pertama akan diberikan tahun ini. Wakil Direktur Jenderal RAC MiG Alexey Beskibalov pada bulan Februari mengatakan pengiriman harus selesai pada tahun 2020.
MiG-29M (dan dua kursi MiG-29M2) merupakan versi perbaikan dari MiG-29 yang menampilkan berbagai peningkatan baik di bahan bakar internal, badan pesawat yang lebih ringan, dan peningkatan mesin RD-33MK serta pengisian bahanbakar di udara. Selain itu juga menggunakan display multi-fungsi di kokpit dan peningkatan avionik.
Dalam laporan yang disampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin selama sesi terakhir yang digelar di kota Nizhny Novgrod pekan lalu, Komisi mengatakan Mesir adalah salah satu pelanggan terbesar persenjataan Rusia pada tahun 2015. Selain memesan MiG-29M, Kairo juga memerintahkan Buk-M2E ( SA-SA-17 Grizzly) dan Antey-2500 (sistem rudal gladiator SA-23) dan 46 helikopter Ka-52 dengan total nilai US$5 miliar. Pengiriman diharapkan untuk memulai tahun ini.
Laporan juga merinci akuisisi pertahanan Aljazair pada tahun 2015 termasuk pengiriman enam helikopter angkat berat Mi-26T, sistem pertahanan udara Pantsir S-1, tank T-90 dan kendaraan BMP-2. Menurut laporan itu, Aljazair sedang melakukan negosiasi untuk akuisisi tambahan pesawat, sistem pertahanan udara dan sistem perlindungan diri pesawat. Negara ini telah menerima pengiriman tambahan helikopter Mi-26T2 dan Mi-28NE tahun ini.
NEXT: PENJUALAN NEGARA LAIN
PENJUALAN NEGARA LAIN
Menurut laporan Komisi yang dikutip kantor berita TASS, Rusia mendapat total US$14,5 miliar dari penjualan senjata pada tahun 2015 sementara pemesanan membengkak menjadi US$56 miliar.
“Senjata diekspor ke 58 negara, tetapi pelanggan utama untuk senjata Rusia adalah India, Irak, Vietnam, China dan Aljazair. India misalnya, menerima 12 Sukhoi Su-30MKI, 23 helikopter Mil Mi-17V-5 dan mesin pesawat AL-31FP dan RD-33 dan kapal selam Project 877 (Kelas Kilo) Sindhukitri, enam helikopter Kamov Ka-31 dan hardware lainnya senilai total US$4 miliar. ”
Peralatan militer yang diekspor ke Irak pada tahun 2015 di bawah penawaran tahun 2013. Termasuk pengiriman helikopter Mi-35M, Mi-28NE dan helikopter Mi-171Sh, sistem pertahanan udara Pantsir S1 (SA-22 Greyhound), penyembur api self-propelled TOS-1A dan tank tempur utama T-72B dengan nilai lebih dari US$ 4 miliar. Sementara Vietnam mengambil pengiriman dua kapal selam diesel-listrik Project 6361 Kelas Varshavyanka (Improved Kelas Kilo), empat jet tempur Su-30MK2 dan amunisi terkait dengan nilai sekitar US$1 miliar.
China memerintahkan beberapa helikopter Ka-32 (Helix) dan mesin pesawat D-30KP2 pada tahun 2015. Azerbaijan menerima tank T-90, kendaraan tempur infanteri BMP-3 dan helikopter Mi-17. Belarusia menerima empat pesawat Yak-130 dan Kazakhstan empat Su-30.
Laporan itu mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia mengekspor empat sistem pertahanan udara S-300PS secara gratis ke Belarusia sementara Kazakhstan menerima lima sistem S-300PS dan Kyrgyzstan menerima sepuluh kendaraan BTR-70M.
Tercatat bahwa penyebaran militer Rusia untuk Suriah diperkirakan akan mendorong penjualan senjata lanjut setelah peralatan Rusia di Suriah terbukti dalam pertempuran. Ini bisa membuka penjualan lain senilai $ 6 miliar ke Rusia.
Laporan surat kabar Kommersant mengatakan intervensi Kremlin di Suriah telah menciptakan “efek pemasaran” yang mengarah ke peningkatan minat dari Aljazair, Indonesia, Vietnam dan Pakistan. Para pejabat Rusia mengatakan kepada Kommersant negara-negara yang tertarik untuk membeli jet tempur dan pesawat serang Sukhoi.