Pengiriman 12 F-15 ke Eropa Tidak Akan Ngefek

Pengiriman 12 F-15 ke Eropa Tidak Akan Ngefek

Pengiriman selusin F-15 Eagle Amerika ke Eropa dinilai tidak akan secara signifikan mengubah kekuatan di wilayah tersebut. Cara ini juga merupakan strategi usang yang digunakan Amerika sejak Perang Dunia II.

“Berbeda dengan reorganisasi yang dilakukan pasukan darat dan udara Rusia, AS dan pasukan sekutu beroperasi dengan model Perang Dunia II. Cara yang pasti telah ketinggalan,”  kata pensiunan Kolonel Angkatan Darat Amerika Dauglas Macgregor yang juga seorang sejarawan militer.

Doug Macgregor meraih gelar doktor dalam hubungan internasional dari Akademi Militer AS di West Point. Dia memimpin Battle of 73 Easting, pertarungan tank menentukan dalam Perang Teluk 1991.

Dia menekankan mengirimkan F-15 tidak secara signifikan mengubah keseimbangan militer di Eropa. “Mengingat bahwa AS dan pasukan sekutu diharapkan untuk beroperasi di depan pintu Rusia, penambahan beberapa pesawat terbang, tank atau sistem rudal akan hanya sedikit membuat perbedaan untuk keseimbangan,” katanya.

Polandia telah membangun tentara yang relatif kuat, tetapi negara-negara lain dari Eropa Tengah dan Timur telah gagal untuk melakukannya, meskipun diterima sebagai anggota NATO.

“Kekuatan darat Polandia sangat baik dan tumbuh kuat, tapi Jerman justru yang menyedihkan. Negara lain di Eropa Timur memiliki kualitas meragukan,” tambahnya sebagiamana dikutip Sputnik Jumat 7 April 2016.

Meskipun peningkatan besar dalam kemampuan militer di Eropa yang diprakarsai oleh pemerintahan Obama, pertanyaan tetap tentang seberapa cepat Amerika Serikat, Jerman dan sekutu Skandinavia bisa menyebarkan unit efektif jika pecah perang masih diragukan.

“Bagaimana dengan cepat pasukan darat Jerman dan Nordic dan pasukan darat AS sendiri, dapat mencapai teater dan menanggapi serangan masih terbuka untuk diperdebatkan,” katanya.

Amerika telah mengggelar Operasi Atlantic Resolve yang menjadi komitmen militer AS untuk keamanan kolektif dengan NATO dan negara-negara Eropa Timur melawan Rusia.

Operasi dimulai pada tahun 2014 untuk mengamankan udara Polandia dan negara-negara Baltik Lithuania, Latvia dan Estonia. Tetapi pada Februari lalu diperluas dengan memasukkan Rumania dan Bulgaria.