IHS Jane, situs pertahanan yang berbasis di London mengabarkan Indonesia sedang berencana menyebarkan sistem rudal pertahanan udara Oerlikon Skyshield di kawasan Kepulauan Natuna, Laut China Selatan. Langkah ini diambil di tengah ketegangan yang terus meningkat di kawasan wilayah itu.
Meski Indonesia berulang kali menegaskan tidak terlibat sengketa kepulauan di Laut China Selatan, mau tidak mau Indonesia akhirnya terlibat juga setelah beberapa waktu lalu terjadi ketegangan dengan kapal penjaga pantai China di perairan Natuna.
IHS Jane melaporkan militer Indonesia sudah bersiap untuk mengambil langkah-langkah guna menegaskan klaim teritorialnya sendiri. Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) akan menyiagakan empat unit pasukan khusus yang dikenal sebagai Korps Pasukan Khas (PASKHAS), di Pulau Natuna Besar, di Laut China Selatan.
Unit ini dilengkapi dengan sistem rudal pertahanan udara Oerlikon Skyshield buatan Rheinmetall untuk ditempatkan di utara Pulau Natuna Besar dan di sepanjang pantai timur kawasan Pangkalan Udara Ranai TNI-AU. Sistem ini sedang digunakan di pangkalan TNI AU Supadio, Halim Perdanakusuma, dan pangkalan udara Hasanuddin.
Sebuah transkip hasil pertemuan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dengan Komisi Pertahanan Intelijen dan Urusan Luar Negeri atau Komisi I DPR menjadi sumber laporan IHS Jane. Transkip itu diperoleh pada 5 April 2016.
Pertemuan tersebut membahas pendanaan untuk mengakuisisi sistem rudal pertahanan udara jarak menengah untuk Pulau Natuna Besar. Selain itu, juga ada pembahasan untuk pengadaan hanggar tambahan guna menampung sekitar delapan pesawat tempur di pangkalan udara Ranai.
Pesawat-pesawat tempur itu mencakup pesawat jet tempur Su-27, Su-30, F -16 yang hendak dibeli, dan fasilitas skuadron kendaraan udara tak berawak (UAV) yang akan ditempatkan di sebelah timur dari Runway 36 Pangkalan Udara Ranai. Besaran pendanaan mencapai USD91 juta. Rencana inni akan diselesaikan pada 2019.