Surat kabar Arab al-Hayat melaporkan pada Kamis 31 Maret 2016 bahwa telah ada kesepakatan antara Amerika dan Rusia terkait masa depan Suriah. Dalam laporannya media itu menulis bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah mengatakan kepada beberapa negara Arab bahwa Rusia dan AS mencapai kesepakatan tentang masa depan proses perdamaian Suriah termasuk nasib Assad. Disebutkan ada skenario untuk membawa Assad ke negara lain dengan beberapa tahap yang tidak ditentukan.
Kabar ini pun membuat Rusia mencak-mencak. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Jumat membantah kabar itu dan menyebut laporan itu sebagai yang ‘dirty leaks’ atau kebocoran kotor yang mendistorsi realitas. Dia menuduh hal itu sebagai bentuk ketidakmampuan Amerika mengatasi masalah. “Hanya rakyat Suriah memutuskan semua pertanyaan tentang masa depan Suriah,” kata Lavrov dalam konferensi pers.
“Ini adalah kebocoran kotor yang mendistorsi realitas, kita jelas melihat ketidakmampuan Washington untuk memaksa beberapa sekutunya di kawasan itu dan di Eropa untuk memberikan rakyat Suriah hak berdaulat untuk menentukan nasib mereka serta siapa yang akan menjadi pemimpin mereka,” tambah Lavrov.
“Al-Hayat menerbitkan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada kesempatan yang sama.