Jika Ukraina-Georgia Masuk NATO, Eropa di Ambang Krisis yang Sulit Dibayangkan

Jika Ukraina-Georgia Masuk NATO, Eropa di Ambang Krisis yang Sulit Dibayangkan

Rusia tidak akan pasif menonton peningkatan kekuatan militer AS di Eropa dan akan memberikan respon asimetris untuk itu. Demikian disampaikan utusan tetap Rusia untuk NATO Alexander Grushko pada televise Rossiya 24 channel dan dikutip Kantor Berita Tass Rabu 30 Maret 2016.

“Kami melihat Amerika Serikat terus memperkuat kehadiran militernya di Eropa,” kata Grushko.

“Kami tidak pengamat pasif, kami secara konsisten mengambil langkah-langkah militer yang kita anggap perlu untuk mengimbangi kehadiran ini diperkuat yang tidak dibenarkan oleh apapun,” kata pejabat itu. “Tentu saja, kami akan merespon dengan asimetris.”

Menurut Grushko, KTT NATO di Warsawa tampaknya akan terus ke arah penguatan sisi timur blok militer di Eropa.

Penerimaan Ukraina dan Georgia ke NATO akan menempatkan Eropa di ambang krisis besar-besaran. “Satu yang tidak bisa dibayangkan ketika negara-negara [Ukraina dan Georgia] tetap berharap untuk bergabung dengan NATO dan aliansi benar-benar berencana untuk menerima mereka, karena hal ini akan meledakkan situasi dan menempatkan Eropa di ambang krisis, yang ukurannya dan skala tidak bisa dibayangkan hari ini, “kata Grushko.

Dalam beberapa hari ke depan, Amerika Serikat mungkin akan menentukan parameter dari kehadiran militernya di Eropa ketika Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg akan ke Amerika pada 4 April yang diharapkan AS dapat menentukan parameter dari peningkatan kehadiran militer di Eropa.

 

Tidak ada hambatan teknologi untuk melanjutkan kerjasama Rusia-NATO

Dengan kata Grushko ini, NATO harus menyerah kebijakan konfrontasi jika ingin kerjasama Rusia-NATO untuk melanjutkan.