Aksi sukses Su-34 di Suriah telah membangkitkan nafsu belanja sejumlah negara terutama Timur Tengah. Sejumlah negara, menunjukkan minat tinggi untuk bisa mengakuisi pesawat tempur bomber ini.
“Tidak diragukan lagi, minat telah meningkat dan saya ingin mengatakan bahwa puluhan delegasi Rosoboronexport saat ini tengah melakukan perjalanan untuk proses negosiasi yang sangat intensif dengan negara-negara dari Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, Asia dan sebagainya, “kata Wakil CEO Rosoboronexport, Sergey Goreslavsky
Goreslavsky di Defexpo India-2016 Selasa 29 Maret 2016. Rosoboronexport adalah lembaga milik negara Rusia yang mengurusi ekspor impor senjata.
“Menyusul hasil operasi [di Suriah], minat pada pembom Su-34 telah meningkat. Beberapa negara menunjukkan minat paling substantif pada mesin ini. Mereka kebanyakan dari Timur Tengah tetapi saya tidak akan menyebut mereka,” katanya sebagaimana dikutip TASS.
Wakil CEO Rosoboronexport pihaknya telah memulai pekerjaan setahun lalu untuk mempersiapkan sertifikat konfigurasi ekspor untuk bomber Su-34.
Rusia telah mengerahkan Su-34 menjadi pesawat garis depan dalam melakukan misi udara di Suriah sejak 30 September 2015 lalu. Selain Su-34, Rusia juga mengirimkan pesawat tempur paling baru mereka Su-35 yang berbasis di pangkalan udara Khmeimim di Suriah. Rusia mulai menarik pasukannya dari misi ini pada 15 Maret 2016 lalu.