Kisah Penyerbuan Pasukan Elite Mesir di Larnaca dan Pembajakan Terlama di Dunia

Kisah Penyerbuan Pasukan Elite Mesir di Larnaca dan Pembajakan Terlama di Dunia

Pembajakan pesawat dengan melibatkan Bandara Larnaca Siprus bukan pertama kali terjadi. Setidaknya ada dua kasus serupa dengan satu kasus berakhir dengan bencana pertempuran hebat ketika pasukan Mesir berusaha melakukan operasi pembebasan sandra.

Peristiwa terjadi pada 19 Februari 1978. Krisis diawali ketika pada 18 Februari 1978, Youssef Sebai, editor surat kabar Mesir terkemuka dan seorang teman dari Presiden Mesir, Anwar Sadat, dibunuh oleh dua orang bersenjata di sebuah konvensi yang diadakan di Nicosia Hilton. Dua pembunuh menangkap 16 delegasi konvensi Arab sebagai sandera (di antara mereka, dua wakil P.L.O. dan satu warga Mesir) dan menuntut transportasi ke Bandara Internasional Larnaca.

pembajakan

Mereka juga menuntut disuplai dengan pesawat Cyprus Airways DC-8. Setelah melakukan negosiasi dengan pihak berwenang Siprus, para pembajak diizinkan untuk menerbangkan pesawat dari Siprus dengan 11 sandera dan empat anggota awak. Namun pesawat ditolak izin untuk mendarat di Djibouti, Suriah dan Arab Saudi dan terpaksa kembali dan mendarat di Siprus beberapa jam kemudian.

Presiden Mesir Anwar Sadat kemudian meminta kepada Presiden Siprus, Spyros Kyprianou untuk menyelamatkan para sandera dan mengekstradisi para teroris ke Kairo. Presiden Siprus menanggapi dengan menjanjikan untuk mengawasi langsung operasi penyelamatan dan negosiasi secara pribadi.

Namun, Sadat mengirimkan unit elite antiterorisme (Task Force 777) ke Siprus dengan menggunakan sebuah pesawat angkut C-130 Hercules. Kairo hanya menyampaikan ke Kyprianou bahwa orang yang dikirim untuk membantu menyelamatkan para sandera  dan tidak mengungkapkan siapa berada di dalam pesawat.

Setelah mendarat di Siprus, Mesir segera melancarkan serangan habis-habisan dengan melibatkan sekitar 58 tentara. Pasukan langsung menuju pesawat yang dibajak dan memberondong pesawat tersebut.

Sebenarnya operasi bisa dikatakan sukses karena seluruh sandera selamat, sementara 16 pasukan komando luka. Mereka dengan selamat ke Mesir dan disambut sebagai pahlawan di Kairo.

Namun akibat kejadian itu Siprus marah karena merasa kedaulatannya diinjak-injak oleh Mesir hingga hubungan kedua negara terganggu.

Sejumlah pihak juga menilai cara pembebasan sandra oleh Mesir dilakukan dengan sembrono. Pasukan komando Mesir tidak menyadari bahwa ketika mereka mendarat di Larnaca para teroris sudah setuju untuk membebaskan para sandera dan menyerahkan diri. Mereka juga tidak memiliki pengetahuan dasar tentang tata letak bandara, posisi pesawat Siprus di mana para sandera ditahan, posisi pembajak dan kehadiran pengawal nasional Siprus.

Kegagalan Mesir tampaknya semakin mencolok ketika Israel dengan sukses melakukan penyelamatan di Bandara Entebbe Uganda pada 3-4 Juli 1976 dan prestasi yang sama tahun sebelumnya oleh pasukan komando Jerman Barat di Mogadishu, Somalia.

NEXT: PEMBAJAKAN TERLAMA DI DUNIA KUWAIT AIRWAYS