Sebuah satelit cuaca AS telah dinyatakan hilang setelah Angkatan Udara menyerah untuk bisa menemukannya dan menghentikan upaya mencari lagi satelit tersebut. Angkatan Udara telah meluncurkan operasi awal bulan lalu ketika mulai kehilangan kontak dengan satelit yang disebut sebagai Flight 19. “Operator menghentikan semua upaya pemulihan,” kata Andy Roake, juru bicara Air Force Space Command, seperti dikutip oleh Spacenews Senin 28 Maret 2016.
Operator tiba-tiba kehilangan kendali dengan satelit yang dibangun Lockheed Martin itu pada 11 Februari 2016.
Satelit bekerja untuk memprediksi cuaca buruk, termasuk kabut, badai dan angin topan yang dapat mempengaruhi operasi militer AS. Satelit dikirim ke orbit pada April 2014 dan seharusnya melayani lima tahun. Flight 19 juga merupakan satelit cuaca terbaru milik Angkatan Udara.
Jenderal AS John Hyten, Kepala Air Force Space Command, memerintahkan investigasi untuk melihat lebih dekat pada insiden tersebut dan melihat informasi lebih lanjut tentang kemungkinan satelit itu bisa menyebabkan kecelakaan.
Dengan tidak adanya Flight 19, Air Force Space terpaksa mengaktifkan lagi satelit yang lebih tua untuk mengumpulkan informasi pada citra awan.
Baca juga: