Pentagon memperpanjang kontrak dengan nilai US$10 juta yang diberikan kepada kontraktor pertahanan Raytheon untuk melengkapi rudal jelajah Boeing AGM-86b dengan membawa Counter-electronics High-power microwave Advanced Missile Project (CHAMP). Dengan demikian rudal legendaris ini akan dibuat tidak meledak tetapi efek serangannya akan benar-benar melumpuhkan.
Muatan tersebut, menurut IHS Jane, akan memungkinkan rudal mampu menonaktifkan sistem elektronik musuh selama penerbangan.
Rudal dilengkapi dengan teknologi CHAMP dapat menembakkan gelombang microwave tingkat tinggi dan menonaktifkan perangkat listrik di dalamnya seperti yang berhasil menunjukkan selama tes 2012.
“Teknologi ini menandai era baru dalam perang modern. Hari ini kita mengubah fiksi ilmiah menjadi fakta ilmiah,” Kata Keith Coleman, Program Manager Boeing Phantom Works CHAMP.
“Dalam waktu dekat, teknologi ini dapat digunakan untuk membuat sistem elektronik dan data musuh tidak berguna bahkan sebelum pasukan atau pesawat pertama tiba,” lanjut Coleman.
Sistem CHAMP berpotensi membuat deteksi radar musuh atau sistem pertahanan rudal tidak bisa bekerja karena serangan gelombang elektronik ini.
Perang elektronik sebenarnya sudah lama dikembangkan dalam berbagai bentuk. Tetapi masuknya kemampuan perang elektronik pada rudal jelajah yang diluncurkan dari udara menandai langkah pasti ke arah yang baru bagi militer AS.
Video ini bisa memberi gambaran bagaimana Sistem CHAMP bekerja:
https://www.youtube.com/watch?v=g43ok4X-NKs
AGM-86 merupakan rudal jelajah subsonik dengan berat 3.200 pon yang diluncurkan dari pesawat. Rudl ini mulai diuji terbang pada tahun 1977, namun pada tahun 1980 varian AGM-86b diperintahkan ke produksi. Rudal ini dalam varian aslinya memiliki hulu ledak tinggi dengn kekuatan fragmentasi dan dibimbing dengan Global Positioning System.
Rudal ini juga telah berkembang dalam berbagai varian termasuk AGM-86D yang memodifikasi rudal dengan tambahan khulu ledak untuk serangan jarak jauh dan menyerang fasilitas penting musuh. Penetrator hulu ledak memungkinkan rudal untuk menghancurkan target di dalam tanah yang diperkuat dengan beton bertulang dari jarak ratusan mil.
Rudal antara lain dibawa oleh bomber B-52 yang dapat membawa 20 AGM-86. Pada bulan Oktober 1986, Boeing telah membangun 1.715 AGM-86 rudal. Mereka digunakan dalam pertempuran untuk pertama kalinya selama 1991 Perang Teluk Persia.