Site icon

Satu Bulan, Drone AS Tewaskan 200 Orang

Reaper

Dua serangan besar-besaran menggunakan drone yang dilakukan Amerika Serikat dalam satu bulan terakhir disebut telah menewaskan lebih dari 200 orang. Serangan dilakukan di Yaman dan Somalia.

Pada Selasa 22 Maret 2016, juru bicara Pentagon Peter Cook menegaskan bahwa militer AS telah membom sebuah “kamp pelatihan” yang digunakan oleh lebih dari 70 personel AQAP (al-Qaida in the Arabian Peninsula)

“Kami terus mengkaji hasil operasi, tetapi penilaian awal kami adalah bahwa puluhan pejuang AQAP telah dihapus dari medan perang,” kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Sputnik.

Pentagon belum mengungkapkan lokasi spesifik dari kamp dan belum merilis rincian tentang kemungkinan kematian warga sipil. Menurut petugas medis lokal Yaman dan pejabat, setidaknya 50 tewas dan 30 lainnya luka-luka.

“Pesawat-pesawat menghantam kelompok orang al-Qaeda yang berdiri dalam antrean untuk menerima makan malam mereka,” kata seorang pejabat, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Ini adalah serangan udara kedua dengan korban besar. Pada tanggal 5 Maret, Pentagon tewas diperkirakan 150 orang, menargetkan sebuah kamp pelatihan al-Shabaab di Somalia.

“Kami tahu mereka akan berangkat ke kamp dan bahwa mereka memunculkan sebuah bagi pasukan AS, dan pasukan Uni Afrika yang berada di Somalia,” kata juru bicara Pentagon pada saat itu.

“Serangan ini akan menurunkan kemampuan al-Shabaab untuk mencapai tujuan kelompok di Somalia tersebut termasuk untuk merekrut anggota baru, membangun basis dan merencanakan serangan terhadap pasukan AS dan pasukan lain di sana.”

Serangan adalah bukti terbaru dari ketergantungan pemerintahan Obama pada perang drone. Program yang banyak dikritik karena tidak transparan dan tingginya potensi korban sipil.

“Kurangnya kebijakan drone jelas menjadikan risiko pada penggunaan drone yang didasarkan pada kerahasiaan dan kurangnya akuntabilitas yang merongrong upaya untuk mendukung aturan hukum internasional,” kata laporan dari think tank Stimson Center.

Data yang dikumpulkan oleh Biro Investigasi Jurnalisme menunjukkan bahwa serangan pesawat tak berawak AS telah menewaskan sekitar 1.000 warga sipil di Afghanistan, Pakistan, Somalia, dan Yaman selama 10 tahun terakhir.

 

Exit mobile version