Kembangkan F-3, Jepang Mulai Cari Partner Asing
Shinshin X-2

Kembangkan F-3, Jepang Mulai Cari Partner Asing

TERLALU MAHAL?

X-2

Beberapa analis percaya bahwa biaya pengembangan pesawat dengan kinerja setingkat dengan F-22 akan cukup mahal bahkan bagi Jepang yang merupakan negara ekonomi terbesar ketiga di dunia.

“Jepang mungkin harus mendapatkan US$ 40 miliar atau lebih dalam anggaran pertahanan untuk mengembangkan pesawat baru?” kata Richard Aboulafia, wakil presiden analisis di Teal Group sebagaimana dikutip Reuters, Selasa 22 Maret 2016. Bantuan dari perusahaan-perusahaan Barat bisa menekan biaya.

Salah satu perusahaan yang bisa diajak kerjasama adalah konsorsium Eurofighter, yang merupakan perusahaan patungan antara Airbus, Finmeccanica anak perusahaan Alenia Aermacchi dan BAE System yang memproduksi jet Typhoon. Namun seorang juru bicara Eurofighter menolak berkomentar.

Sementara Lockheed Martin mengatakan sangat tertarik untuk bekerja dengan Tokyo pada program F-3 yang diusulkan.

“Lockheed Martin memiliki sejarah yang sangat panjang dalam mengembangkan pesawat tempur baru, baik di dalam negeri dan sebagai mitra asing yang menggabungkan teknologi mutakhir untuk mengatasi ancaman yang muncul,” kata juru bicara perusahaan itu melalui email kepada Reuters.

Boeing juga menyatakan siap dan mengatakan dapat membantu program ground-up.  Jim Armington, yang mengepalai pengembangan bisnis Boeing di Asia Timur kepada Reuters mengatakan mendasarkan F-3 pada desain yang sudah ada akan memberikan Jepang keuntungan.

“Sekarang, saya tidak bisa mengatakan ke arah mana pemerintah Jepang akan pergi dengan pesawat tempur ini, dan apakah itu akan menjadi industri yang benar-benar asli Jepang saja atau apakah itu akan dibuka untuk kerjasama asing,” kata Armington. “Kami bertaruh bahwa akan ada beberapa kesempatan bagi kita untuk membantu.”

Baca juga:

Berbagai Hal yang Kita Tahu Tentang Siluman X-2 Jepang