Filipina Beri Akses 5 Pangkalan ke AS, Washington-Beijing Makin Head to Head
Littoral Combat Ship Kelas Freedom/US Navy

Filipina Beri Akses 5 Pangkalan ke AS, Washington-Beijing Makin Head to Head

Amerika Serikat dan Filipina mencapai kesepakatan yang memungkinkan Washington untuk menempatkan kekuatan militernya di lima pangkalan di negara Asia Tenggara tersebut. Kesepakatan diambil di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Beijing terkait konflik Laut China Selatan.

Dalam pernyataan bersama setelah dialog strategis tahunan AS-Filipina, lima pangkalan yang bisa diakses Amerika adalah Antonio Bautista Air Base yang terletak di dekat Kepulauan Spratly yang diperebutkan di Laut Cina Selatan. Selain itu  Basa Air Base utara Manila, Fort Magsaysay di kota Palayan, Lumbia Air Base di Mindanao dan Mactan-Benito Ebuen Air Base di Cebu.

Deputi Asisten Menteri Pertahanan AS Amy Searight mengatakan kesepakatan itu dicapai di bawah Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) yang memberi kesempatan Washington untuk meningkatkan kehadiran militer di bekas koloni melalui rotasi kapal dan pesawat untuk operasi keamanan kemanusiaan dan maritim.

Searight mengatakan Menteri Pertahanan AS Ash Carter akan segera mengunjungi Filipina pada bulan April untuk membahas pelaksanaan perjanjian.

Duta Besar AS untuk Filipina Philip Goldberg mengatakan kepada wartawan bahwa pengiriman kekuatan militer akan dilakukan dengan “sangat segera.”

Dia menggambarkan perjanjian, berlaku untuk awal 10 tahun dan menyebutnya sebagai “kesepakatan yang cukup besar,” yang akan memungkinkan AS untuk menempatkan kehadirannya yang lebih besar sebagai bagian dari upaya AS untuk menyeimbangkan kekuatan Asia dan meningkatkan aliansi dengan Filipina.

Namun, dia menekankan bahwa tidak memungkinkan untuk membangun pangkalan permanen AS seperti yang berakhir pada 1991 lalu.

“Ini bukan kembali ke masa itu. Ini adalah alasan yang berbeda dan untuk masalah abad ke-21, termasuk keamanan maritim,” katanya sebagaimana dikutip Reuters. Dia  menambahkan bahwa semua penyebaran AS akan memerlukan persetujuan Filipina.

Amerika Serikat tertarik untuk meningkatkan kemampuan militer dari negara-negara Asia Timur dan kehadiran regional sendiri dalam menghadapi China yang kian agresif dalam klaim teritorial di Laut Cina Selatan, salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia.

Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Russel mengatakan kesepakatan yang diambil pada Jumat 18 Maret itu diambil pada saat yang penting menjelang putusan Mahkamah Internasional terkait gugatan yang diajukan Filipina terhadap China tentang klaim wilayah Laut China Selatan.

Pada hari Kamis, AS Angkatan Laut mengatakan telah melihat aktivitas di sekitar terumbu karang yang diklaim dan dibangun China.