Swedia bergerak untuk memperluas kekuatan pertahanan dan menetapkan strategi militer untuk menghadapi Rusia. Swedia mengumumkan bahwa negara ini mengubah doktrin militer atau Military Strategy Doctrine (MSD) mereka di mana Angkatan Bersenjata Swedia (SAF) untuk bersikap lebih agresif dan transisi dari strategi defensif yang dianut pasca-era Perang Dingin.
Revisi MSD dilakukan untuk memperluas kekuatan militer Swedia dan membentuk sebuah kerangka kerja untuk memungkinkan penyebaran sistem senjata canggih sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dan terkoordinasi untuk melawan serangan tingkat tinggi. Strategi ini juga melihat kemungkinan kolaborasi antara Swedia dengan multinasional Nordic, Uni Eropa, dan pasukan NATO untuk melawan Rusia.
Allan Widman, Ketua Komite Pertahanan Parlemen mengatakan, “Kita tidak bisa terus di jalur pengurangan kekuatan di Angkatan Bersenjata kami. Kita hidup di zaman yang lebih tak terduga. Doktrin militer lama dibentuk setelah Perang Dingin berakhir ketika Swedia percaya bahwa Rusia di jalan untuk menjadi demokrasi yang sesungguhnya dan akan tidak lagi menimbulkan ancaman bagi negara ini. ”
Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist juga mengatakan hal yang sama. “Bentuk yang lebih dalam kerja sama pertahanan Nordic akan memberikan respon langsung terhadap perilaku agresif Rusia,” katanya sebagaimana dilansir Sputnik Kamis 18 Maret 2016.
Para pejabat Kremlin telah menolak gagasan bahwa Rusia akan terlibat dalam serangan terhadap NATO atau kepentingan Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ide ” hanya dipikirkan orang gila dan hanya ketika mereka sedang bermimpi.”