Perhatikan dua foto ini. Yang pertama menunjukkan F/A-18C Hornet diparkir di dek kapal induk USS Constellation ( CV – 64 ) dan F – 14D super Tomcat yang ada di belakangnya melesat terbang. Sementara foto yang kedua F-14B melakukan formasi terbang bersama F/A18E
Dua pesawat itu memiliki kesamaan yakni merupakan burung tempur yang paling terkenal di eranya. Keduanya juga di masanya sendiri-sendiri menjadi tulang punggung paling penting bagi Angkatan Laut Amerika Serikat.
Sampai 2006, F – 14 Tomcat masih menjadi raja di udara. Pesawat legendaris pada tanggal 22 September 2013 lalu resmi dipensiun oleh Amerika dan digantikan oleh F/A-18 Hornet dan Super Hornet .Meskipun sudah pensiun dari dinas militer AS, F – 14 masih digunakan oleh Angkatan Udara Iran. Artinya, jika dua negara ini perang kedua mesin ini masih bisa bertemu.
Pertanyaannya apa yang akan terjadi jika keduanya bertempur? Tentu saja sangat sulit untuk dijawab siapa yang akan unggul.
Namun, beberapa asumsi dapat dibuat sesuai dengan karakteristik yang paling banyak dikenal dari kedua sistem senjata. Jika misi adalah pertahanan ketat , F- 14 adalah platform yang sempurna . Bahkan , enam senjata yang dipasang di sayap super hornet atau empat di hornet tidak bisa menyamai kinerja Tomcat sebagai interceptor dengan kecepatan yang sangat tinggi. Karena Tomcat memang dikenal dengan lesatan tinggi, kinerja energi berkelanjutan yang besar karena membawa bahan bakar yang lebih banyak. Jadi F- 14 juga sangat baik untuk misi serangan kecepatan tinggi.
Tetapi di pertempuran udara jarak dekat Super Hornet yang memiliki kemampuan manuver lebih tinggi meski dengan kecepatan tinggi akan menjadi masalah bagi Tomcat. Dan memang F-18 diciptakan dengan spesialisasi ini. Bahkan Hornet dan Super Hornet tidak idak memiliki rudal AIM – 54 Phoenix yang digunakan untuk pertempuran jarak jauh dengan objek di luar visual. Dia hanya memiliki AIM – 9X Sidewinder yang tidak dipasang pada F – 14.