China dan Rusia sedang mempersiapkan strategi perang bintang untuk menyerang dan mengganggu satelit militer dan intelijen penting AS jika terjadi konflik di masa depan. Serangan akan dilakukan dengan rudal ruang angkasa, manuver satelit dan serangan laser.
Komandan ir Force Space Command AS Jenderal John Hyten mengatakan kepada Kongres pada Selasa 15 Maret 2016 ancaman untuk sistem ruang AS telah mencapai titik kritis baru, setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi pasca-Perang Dingin/
“Musuh sedang mengembangkan senjata kinetik, energi, dan alat maya untuk mematikan, menjatuhkan, dan menghancurkan kemampuan ruang angkasa kita,” kata Hyten.
“Mereka memahami ketergantungan kita pada ruang angkasa, dan mereka memahami keunggulan kompetitif kami berasal dari ruang angkasa. Kita memerlukan kewaspadaan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Jenderal bintang empat tersebut.
Hyten mengatakan satelit Global Positioning System AS tetap rentan terhadap serangan atau jamming. Fitur yang akurat dan kuat untuk memastikan satelit tetap aman menjadi sangat penting karena jika sampai terganggu maka banyak sistem yang tidak bisa bekerja termasuk panduan navigasi senjata.
Mengganggu kemampuan satelit akan menurunkan kemampuan militer AS untuk melakukan operasi serangan presisi dengan sistem senjata yang ada saat ini.
Hyten mengatakan saat ini telah dibentuk lembag baru yang merupakan gabungan militer-intelijen membantu untuk memantau ancaman ruang, seperti peluncuran anti-satelit rudal, satelit robot pembunuh, dan laser yang dapat membutakan atau mengganggu satelit. Unit ini disebut Combined Space Operations Center, yang berlokasi di Schriever Air Force Base, Colorado. Space Command juga menciptakan 39 tim misi cyber yang akan digunakan untuk operasi defensif dan ofensif perang maya yang melibatkan sistem ruang angkasa.
Letnan Jenderal David Buck, komandan Joint Functional Component for Space, sebuah unit di bawah Strategic Command yang juga bersaksi bersama dengan Hyten mengatakan China dan Rusia telah menimbulkan ancaman paling serius terhadap sistem ruang angkasa.
“Secara sederhana, tidak ada satu aspek arsitektur ruang angkasa kita yang tidak berisiko,” kata Buck sebagaimana dikutip Freebeacon, Rabu 16 Maret 2016.
“Rusia memandang ketergantungan AS pada ruang angkasa sebagai kerentanan yang terus dieksploitasi dan mereka mengambil tindakan yang disengaja untuk memperkuat kemampuan kontra-ruang angkasa mereka,” katanya.
China pada bulan Desember untuk pertama kalinya membuat unit khusus peperangan ruang angkasa dan perang cyber, yang disebut Pasukan Dukungan Strategis, untuk berkonsentrasi bagaimana melumpuhkan kemampuan ruang angkasa, melakukan perang elektronik dan menyerang jaringan.
“China sedang mengembangkan, dan telah menunjukkan, berbagai teknologi kontra-ruang angkasa, membuat kendaraan kinetik pembunuh satelit, teknologi co-orbital yang dapat menonaktifkan atau menghancurkan satelit, jammers komunikasi berbasis terrestrially, dan laser yang dapat membuatakan dan menonkatfikan satelit, “kata Buck.
“Selain itu, mereka terus memodernisasi program ruang angkasa mereka untuk mendukung pelacakan hampir real-time dari objek, komando dan kendali pasukan dikerahkan, dan jangka panjang kemampuan serangan presisi,” kata jenderal bintang tiga itu.