Rusia masih akan mempertahankan keberadaan sistem rudal pertahanan udara S-400 yang ada di Suriah sembari menunggu perkembangan di lapangan.
“Mungkin di beberapa periode waktu tertentu [S-400] masih akan ada di Suriah,” kata Kepala Komite Federasi Dewan Pertahanan dan Keamanan Viktor Ozerov.
Menurut Ozerov para pemimpin Rusia masih akan memantau sejumlah aspek sebelum memutuskan untuk membawa pulang sistem ini.
“Ketika kita melihat bahwa perkembangan di Suriah berjalan ke arah yang benar, seperti yang terlihat hari ini, Presiden, Staf Umum, Kementerian Pertahanan, akan melihat apakah komponen politik berhasil maju, dan tentara dan polisi Suriah akan dapat diri menghancurkan kantong terorisme di Suriah, maka mungkin kita akan mulai berpikir tentang penarikan S-400,” tambahnya sebagaimana dilaporkan Interfax, Rabu 16 Maret 2016.
Dia memperkirakan bahwa setelah penarikan pasukan dari Suriah, maka masih akan ada 1.000 personel Rusia di Suriah.
“Kami memiliki dua pangkalan di sana dengan setidaknya dua batalyon. Kami tetap akan melakukan pengintaian udara juga akan ada kekuatan udara dan pangkalan angkatan laut setidaknya harus dilindungi,” kata Ozerov.
Ozerov juga mengatakan bahwa para ahli militer yang melatih tentara Suriah juga akan tetap di Suriah.
Seperti diketahui Rusia telah menarik sebagian besar pasukannya yang ditempatkan di Suriah. Diawali dengan kepulangan beberapa bomber tempur S-400, pesawat lain seperti Su-25, Su-24 dan Su-30 secara bergelombang juga kembali ke rumahnya.