Otto Warmbier, mahasiswa Universitas Virginia berusia 21 tahun yang dipenjara di Korea Utara awal tahun ini setelah diduga mabuk dan mencoba untuk mencuri sebuah plang propaganda dari sebuah hotel, dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa pada hari Rabu .
Menurut AP, Warmbier diadili dalam sidang yang berlangsung sekitar satu jam. Dia ditemukan bersalah karena tindakan subversi.
Pengadilan menyatakan bahwa ia telah melakukan kejahatan “berdasarkan kebijakan bermusuhan pemerintah AS terhadap [Utara], dalam upaya untuk merusak persatuan rakyatnya dengan masuk sebagai turis.”
Beberapa minggu yang lalu, Warmbier dalam jumpa pers mengakui, meski terlihat ditekan, melakukan kejahatan dengan menurunkan slogan politik dari ruangan staf Hotel Internasional Yanggakdo
Seorang juru bicara Gedung Putih menuduh Korea Utara menggunakan warga Amerika Serikat sebagai ‘pion untuk mengejar agenda politik’. “Kami dengan keras mendorong pemerintah Korea Utara untuk memaafkannnya dan memberikan pengampunan khusus serta membebaskan dengan segera,”kata Josh Earnest.
Otto Wambier ditangkap awal Januari di bandara saat akan meninggalkan Korea Utara.
Wartawan BBC di Korea Selatan, Stephen Evans, mengatakan hukuman kerja paksa selama 15 tahun tergolong berat jika dibandingkan dengan yang sebelumnya dijatuhkan pada warga asing.
Hal itu tampaknya didorong oleh memburuknya hubungan antara pemerintahan di Washington dan Pyongyang, antara lain terkait peluncuran roket oleh Korut yang dituduh sebagai uji coba rudal serta latihan militer tahunan bersama AS dan Korsel pekan lalu, yang merupakan terbesar sejauh ini.
Warmbier adalah orang ketiga dari negara Barat yang diketahui ditahan di Korut.
Hyeon Soo Lim, seorang pastur keturunan Korsel dan berkewarganegaraan Kanada, dihukum penjara seumur hidup atas tuduhan berupaya menggulingkan pemerintah.
Seorang warga AS keturunan Korea juga sedang ditahan di Korut atas tudingan mata-mata.