Pada hari Rabu 16 Maret 2016, Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa pihaknya berencana untuk menimbun persediaan amunisi dan perlengkapan militer di Vietnam, Kamboja, dan beberapa negara yang dirahasiakan lainnya termasuk yang para ahli percaya adalah Filipina. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah ekspansi China.
Para pejabat AS menyatakan bahwa pasokan senjata diperlukan juga untuk menanggapi ancaman oleh Rusia dan Korea Utara, dan memungkinkan lebih banyak penyebaran cepat.
Kepala Army Material Command Jenderal Dennis Via sebagaimana dilaporkan Sputnik Rabu 16 Maret 2016 menekankan bahwa, selain amunisi, situs akan diisi dengan persediaan untuk bantuan kemanusiaan dan bencana. Keputusan untuk menempatkan gudang senjata Angkatan Darat Amerika di Vietnam, adalah yang paling mengejutkan yang diperkirakan akan membuat Beijing marah. Ini juga menjadi langkah luar biasa setelah hubungan AS-Vietnam cukup dingin akibat perang besar pada 1975-an antara AS dan Vietnam.
Mantan kepala CIA Jenderal Michael Hayden menyatakan kebutuhan untuk memperluas pengaruh AS di Laut China Selatan, dalam upaya untuk mengimbangi ekspansi China. Hayden mengingatkan meremehkan kebangkitan China akan menjadi bencana.
Pusat Studi Strategis dan Internasional juga mengatakan Laut China Selatan akan menjadi “danau China,” pada tahun 2030, terutama setelah penempatan sistem rudal pertahanan milik Beijing di sebuah pulau yang disengketakan. China menyatakan bahwa ia memiliki hak untuk membangun di daerah apa yang dianggap sebagai wilayahnya sendiri, dan bahwa pulau-pulau akan digunakan terutama untuk tujuan kemanusiaan.
Tetapi tidak semua sependapat dengan langkah Presiden Obama. Penulis opini di Washington Post David Ignatius dalam tulisannya Rabu menyebut AS menuju konfrontasi berbahaya dengan China. Mengutip mantan asisten sekretaris negara untuk Asia Kurt Campbell dia khawatir sikap pemerintahan Obama bisa memicu Perang Dunia III .