Di padang pasir yang luas utara Arab Saudi, dekat dengan perbatasan Irak dan Kuwait, Latihan North Thunder baru saja selesai. Selama hampir satu bulan, Arab Saudi telah mengumpulkan pasukan dari 20 negara serumpun dalam latihan pertama yang mengintegrasikan Koalisi Islam, kelompok yang dipimpin Saudi dan dibentuk pada 2015 lalu guna memerangi terorisme. Saudi mengatakan ini adalah konsentrasi pasukan terbesar sejak kampanye Desert Storm 1991 untuk mengusir tentara Irak dari Kuwait.
Media lokal menyebut angka 350.000 tentara meski itu sepertinya tampak berlebihan. Ada sedikit formasi berkumpul infanteri dan Jenderal Saudi yang bertanggung jawab pada latihan ini menolak untuk memberikan angka total dengan hanya mengatakan “angka tidak penting”. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah yang sebenarnya mungkin lebih rendah dari yang diharapkan.
Tetapi komponen angkatan udara terlihat cukup signifikan. Wartawan BBC Frank Gardner melaporkan di King Saud Airbase, dekat kota di Hafr Al-Batin, dia menyaksikan skuadron pesawat tempur F16 Mesir, Yordania dan Bahrain bersama dengan Mirage milik Qatar melakukan latihan bersama dengan F-15 dan Eurofighter Typhoon milik Arab Saudi.
Di dekatnya artileri Kuwait berada di bawah kamuflase jaring, dan tank dari UEA bergemuruh di lembah berpasir sementara helikopter Apache Arab melayang di atas kepala.
“Kami sedang menguji infrastruktur kita, bandara kita, pelabuhan kita, airbases kami, untuk memastikan bahwa kita bisa menjadi tuan rumah koalisi seperti itu,” kata Brigadir Jenderal Ahmad al-Assiri, juru bicara militer Arab Saudi kepada wartawan BBC itu.
Jenderal itu menambahkan bahwa pasukan Koalisi Islam harus mampu bergeser dari pertempuran perang konvensional untuk melawan pemberontakan gerilya.