Turki telah mengumumkan bahwa pesawat Airborne Warning & Control System (AWACS) Boeing E-3A Sentry NATO telah memulai pengawasan di wilayah udara Turki sebagai bagian dari langkah-langkah jaminan bagi Turki. Misi akan dilakukan secara berkala.
“Sejalan dengan krisis Suriah dan perkembangan yang terjadi di wilayah tersebut dan dalam langkah-langkah memberi jaminan bagi Turki, sebuah pesawat AWACS NATO telah mulai melakukan [pengawasan] di wilayah udara Turki dari 12 Maret-15 Maret,” kata Staf Umum dalam keterangan tertulis yang diposting di situs resminya pada 12 Maret 2016 sebagaimana dikutip Hurriyet Daily News.
“Tugas ini rencananya akan dilakukan secara rutin dan dalam jangka waktu tertentu dalam beberapa bulan mendatang juga,” tambah Staf Umum.
Pada bulan Desember, setelah ketegangan berkobar antara Turki dan Rusia, AS dan sekutu NATO lainnya memutuskan untuk memberikan paket jaminan untuk Turki. Selain mengirimkan armada AWACS, paket juga termasuk peningkatan kehadiran angkatan laut di Laut Mediterania timur.
“Kami sepakat dengan Turki pada 11 Februari untuk mengintensifkan [dan] untuk meningkatkan pengawasan perbatasan antara Turki dan Suriah. Kami sedang dalam proses melakukan [ini] dengan Turki dengan cara yang terbaik,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels pada 10 Maret 2016.
NATO juga telah setuju untuk mengirim kapal ke Laut Aegea dalam upaya untuk menindak penyelundup manusia dan membendung aliran pengungsi yang mencoba untuk memasuki Eropa melalui Yunani. Hal ini akan memungkinkan kapal NATO untuk hadir di kedua wilayah perairan Yunani dan Turki.