Site icon

70 Tahun Lalu, AS Benar-Benar Telah Selamatkan Soviet

Pada 11 Maret 1941 Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt menandatangani RUU Lend-Lease, yang mengizinkan AS memasok sekutu koalisi anti-Hitler dengan sejumlah barang dan itulah momentum Amerika menyelamatkan ribuan tentara Soviet.

“Sekarang mereka mengatakan bahwa sekutu tidak pernah membantu kami, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Amerika memberi kami begitu banyak barang. Tanpanya kita tidak akan mampu untuk membentuk cadangan kami dan melanjutkan perang,” kata Jenderal Soviet Georgy Zhukov setelah akhir Perang Dunia II.

“Kami tidak memiliki bahan peledak, mesiu. Kami tidak punya apa-apa untuk mengisi cartridge senapan kami. Orang-orang Amerika benar-benar menyelamatkan kita dengan bubuk mesiu dan bahan peledak mereka. Dan banyak lembaran baja yang mereka beri ke kami! Bagaimana bisa kami menghasilkan tank kami tanpa baja Amerika? Tapi sekarang mereka membuatnya tampak seolah-olah kita memiliki semua itu dengan berlimpah. Tanpa truk Amerika kita tidak akan memiliki apa-apa untuk menarik artileri kami. ”

Sejarah Lend-Lease dimulai pada tanggal 15 Mei 1940 ketika Perdana Menteri Inggris Winston Churchill meminta Roosevelt untuk memberikan sementara atau  meminjami Inggris 40-50 kapal tua untuk pangkalan angkatan laut dan udara Inggris di Samudra Atlantik.

Amerika memiliki aturan hukum dari 1892 yang menyatakan menteri pertahanan dapat “menyewakan properti militer maksimal lima tahun jika negara tidak membutuhkannya.” Berdasarkan undang-undang ini program pasokan dikembangkan dan Roosevelt menandatangani menjadi undang-undang pada 11 Maret 1941.

Menurut program tersebut, alat Amerika yang hancur, hilang atau digunakan selama perang tidak dikenakan pembayaran. Yang harus tetap dibayar adalah properti yang tetap digunakan setelah perang dan digunakan untuk tujuan sipil.

Next: Soviet Tertarik

Soviet Tertarik

Pemimpin Soviet Joseph Stalin kemudian memutuskan untuk bergabung dalam program Lend-Lease segera setelah Hitler menginvasi Uni Soviet pada Juni 1941.

“Keputusan Anda, Bapak Presiden, untuk memberikan Uni Soviet pinjaman bebas bunga sebesar US$ 1 miliar dalam bentuk persediaan material dan bahan baku telah diterima oleh pemerintah Soviet dengan terima kasih yang tulus sebagai bantuan mendesak untuk Uni Soviet yang sedang dalam kesulitan melawan musuh bersama – Hitlerisme yang haus darah,” tulis Stalin dalam suratnya kepada Roosevelt.

Konvoi pertama dari barang-barang Amerika yang dikirim ke Uni Soviet tiba pada bulan Agustus 1941. Tak lama setelah itu Jerman tahu tentang rute konvoi, dan sekutu menderita kerugian besar. Selama perang kapal selam dan torpedo Nazi menenggelamkan sekitar 80 kapal kargo yang rencananya akan dikirim untuk Uni Soviet.

Lebih dari 14.000 pesawat terbang AS, 8.000 di antaranya berasal dari Alaska, diberikan kepada Uni Soviet. Uni Soviet juga menerima total 44.000 jip Amerika, 375.883 truk kargo, 8.071 traktor dan 12.700 tank.

Selain itu, Amerika juga mengirimkan 1.541.590 selimut, 331.066 liter alkohol, 15.417. 000 pasang sepatu bot tentara, 106.893 ton kapas, 2.670.000 ton produk minyak bumi dan 4.478.000 ton pasokan makanan ke Uni Soviet.

Namun, selama perang pemerintah Soviet kurang menghargai bantuan asing tersebut. Hal ini membuat Duta Besar AS untuk Uni Soviet William Standley marah.

“Tampaknya pemerintah Rusia ingin menyembunyikan fakta bahwa yang mereka menerima bantuan dari luar. Jelas mereka ingin memastikan kepada rakyatnya bahwa Tentara Merah mereka berperang sendiri,” katanya saat konferensi pers Maret 1943.

“Setelah berdebat lima jam Rusia dengan sejumlah sensor akhirnya memperbolehkan teks Standley untuk dipublikasikan,” kenang koresponden BBC Moskow Alexander Werth.

Next: Amerika Menagih, Soviet Menghindar

Amerika Menagih, Soviet Menghindar

Setelah akhir Perang Dunia II AS meminta negara-negara untuk membayar peralatan yang mereka terima dan digunakan untuk sipil (kapal uap, truk, pembangkit listrik). Amerika yakin Uni Soviet harus membayar US$ 1,3 miliar namun pejabat pemerintah Soviet mengatakan mereka hanya bisa membayar US$170 juta.

Jelas, AS tidak bisa menerima kondisi ini, hingga memunculkan pembicaraan pada tahun 1972 di mana kedua negara menandatangani perjanjian dimana Uni Soviet diwajibkan membayar ke AS sebesar US$722 juta pada tahun 2001.

Beberapa tahun berikutnya Uni Soviet akhirnya membayar US$48 juta, namun karena Amerika melakukan amandemen Jackson-Vanik, Uni Soviet berhenti pembayaran. Amandemen tersebut membatasi perdagangan dengan negara-negara yang menghambat emigrasi dan melanggar hak asasi manusia lainnya. Salah satu alasan Washington memperkenalkan amandemen adalah penolakan Uni Soviet untuk membiarkan orang-orang Yahudi tinggal di negaranya.

Pada tahun 1990 Amerika dan Uni Soviet kembali ke perundingan. Diputuskan bahwa pada tahun 2030 Amerika akan menerima US$674 juta. Setahun kemudian Uni Soviet runtuh. Namun pada tahun 1993 pemerintah Rusia mengumumkan akan segera membayar semua barang yang telah diterima Uni Soviet sesuai dengan tagihan Lend-Lease.

Sumber: RBTH

Exit mobile version