Rusia tidak akan memulai pengiriman jet tempur Su-35 ke Cina pada tahun 2016. Hal ini berarti berbeda dengan perkiraan semula.
“Tidak tahun ini,” kata Kepala state technologies corporation Rostec Rusia Sergei Chemezov dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal dan dikutip Sputnik Jumat 11 Maret 2016.
Menurut Chemezov, kontrak pembelian jet tempur itu memang telah ditandatangani tetapi belum berlaku, karena kedua belah pihak belum meratifikasi kesepakatan.
“Ratifikasi diharapkan akan dilakukan pada musim panas atau musim gugur 2016,” Chemezov menambahkan.
Pada bulan November 2015, Chemezov mengumumkan bahwa Rusia dan China telah menandatangani kontrak dengan nilai diperkirakan sebesar US$ 2 miliar, untuk pengiriman 24 jet tempur Sukhoi Su-35.
Sebelumnya dikabarkan Rusia akan memasok empat jet tempur Su-35 pertama ke China pada akhir tahun ini atau 2016. “Empat jet Su-35 pertama akan dipasok ke China tahun ini,” kata seorang sumber di lingkup kerjasama militer-teknis kepada TASS, 19 Februari 2016. Sumber itu menambahkan dalam dua tahun ke depan lebih banyak jet yang akan dipasok ke China.
Sebuah sumber di bidang kerjasama militer-teknis sebelumnya mengatakan kepada TASS bahwa kontrak akan terpenuhi dalam tiga tahun.
Su-35 adalah pesawat tempur generasi 4 ++ yang menggabungkan teknologi generasi kelima. Pesawat dikembangkan dari Su-27 Flanker dengan penguatan badan pesawat, peningkatan avionik dan radar, mesin trust-vectoring, dan lebih sulit dideteksi radar.
Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum 2.390 km/h dengan kisaran terbang 3.600 km dan radius tempur sekitar 1.600 km. Pesawat dipersenjatai dengan meriam GSH-301 30 mm dan 12 cantelan senjata yang mampu membawa roket, rudal dan bom.