Mengubah Persepsi

Negara-negara yang bersekutu dengan Barat pada masa Perang Dingin kini membuka diri pada Rusia. Ketegasan Presiden Vladimir Putin merupakan faktor yang membuat Rusia populer di kalangan warga Asia yang menghargai stabilitas dan keamanan dibanding demokrasi yang kacau di Barat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengomentari pandangan yang konvergen ini dalam sebuah forum regional pada 2010. “Negara-negara ASEAN sangat mengapresiasi peran Rusia di Asia Pasifik karena mereka menganggap negara kami sebagai faktor pendukung perkembangan stabilitas strategis dan ekonomi yang berkelanjutan,”.
Elena S. Martynova dari Sekolah Tinggi Ekonomi Universitas Riset Nasional yang berbasis di Moskow, mengatakan “Di negara-negara ASEAN, Rusia tak dikaitkan dengan ancaman potensial apapun, baik militer maupun eknomi. Rusia kemudian memproyeksikan dirinya sendiri di Asia Tenggara sebagai mitra yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab, yang terbuka untuk membina hubungan yang jujur dengan semua negara tanpa konfrontasi ataupun stereotipe ideologis.”
Dalam makalah berjudul “Rusia, ASEAN, dan Asia Timur”, Rodolfo C. Severino menulis, “ASEAN tak boleh lupa bahwa Rusia adalah negara adidaya dari segi kekuatan militer, politik, dan maju di bidang teknologi dan sains, dengan pengaruh yang kritis bagi isu-isu yang melibatkan Asia Timur.”
Dengan latar belakang peningkatan persaingan antara Tiongkok dan AS di satu sisi dan perang tanding (proxy war) antara Rusia dan AS di sisi lain, ikatan Rusia dengan negara-negara ASEAN terus berkembang. Seperti yang dikatakan revolusioner Rusia Vladimir Lenin, “Mari berpaling pada Asia. Timur akan membantu kita merebut Barat.”
Sumber: Indonesia RBTH