Site icon

Pesawat Pengintai Canggih US Army Mendarat Darurat di Tanah Lapang di Irak

Sebuah pesawat pengintai canggih milik Angkatan Darat Amerika Serikat disebut jatuh di Irak. Tetapi koalisi pimpinan AS menyebutnya pesawat melakukan pendaratan darurat di luar bandara.

Sebuah pernyataan dari koalisi pimpinan AS di Irak menyebut kecelakaan itu sebagai ” “off-airport emergency landing.” Pesawat mendarat di Irbil di Kurdistan Irak pada Sabtu 6 Maret 2016 pagi.

Tak satu pun dari empat penumpang terluka, dan pesawat telah diamankan oleh AS dan pasukan Kurdi. Menurut pernyataan yang dikutip Washington Post penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki tetapi laporan awal mengesampingkan kemungkinan pesawat jatuh karena serangan musuh.”

Rekaman yang diambil di tempat kejadian menunjukkan sedikit kerusakan pada pesawat dua mesin  Beechcraft King Air, seperti pada baling-baling pesawat dan retakan pada salah satu sayap. Laporan media lokal milik Kurdi, Rudaw mengatakan pesawat jatuh di dekat kota Kawergosk – sekitar enam mil dari bandara internasional Erbil.

Menurut Rudaw, lokasi kecelakaan itu diamankan oleh personil militer AS, dan penumpang dievakuasi dengan helikopter. Gambar yang diposting ke media sosial menunjukkan pesawat jatuh dikelilingi oleh  pasukan operasi khusus bersenjata.

Gambar yang sama menunjukkan bahwa pesawat memiliki jumlah nomor N6351V yang terdaftar untuk Angkatan DaratAS.

Pengguna Twitter juga ditelusuri nomor ekor dan menunjukkan bahwa dari nomor ekor ini menunjukkan pesawat berbasis di Hunter Army Airfield di Savannah, Ga., Dan dilengkapi dengan Reconnaissance Altitude Medium Enhanced and  Surveillance System, atau EMARSS.

Angkatan Darat menerbangkan pesawat sayap tetap ini dengan dipecah menjadi tiga kategori: Special Electronic Mission Aircraft , atau SEMA, pesawat angkut dan pesawat dukungan misi. Pesawat yang jatuh adalah kategori SEMA yang dilengkapi EMARSS.

Beechcraft King Air

Diuji pertama pada tahun 2013, Angkatan Darat mulai banyak melengkapi Beechcraft yang dikenal dengan sebutan militer sebagai MC-12 -dengan EMARSS pada tahun 2015. Pesawat ini membawa empat kru yang terdiri dari pilot, komandan misi, operator sensor dan operator sistem.

Exit mobile version