Serangan udara Amerika Serikat diperkirakan telah menewaskan lebih dari 150 pejuang al-Shabab di sebuah kamp pelatihan di Somalia pada 5 Maret 2016. Serangan melibatkan penggunaan pesawat tak berawak.
Sekretaris Angkatan Udara AS Deborah Lee James membahas secara singkat operasi itu dengan wartawan di Pentagon Senin 5 Maret 2016.
“Pada hari Sabtu, kami melakukan serangan udara terhadap sebuah kamp pelatihan al-Shabab di Somalia,” katanya. “Serangan ini untuk membela diri dan membela misi mitra Somalia di Uni Afrika. Kami lakukan menggunakan campuran platform berawak dan tak berawak. ”
Namun dia tidak bisa menambahkan informasi lain dari misi tersebut.”Untuk informasi lebih lanjut belum tersedia, kita pasti akan mencari tahu dan memberikan kepada Anda tapi sampai saat ini baru itu informasi yang saya dapat.”
Associated Press melaporkan serangan terjadi di sore hari di Somalia dengan menggunakan baik rudal dan bom. Kamp yang pelatihan terletak sekitar 120 mil (193 kilometer) utara Mogadishu itu hancur.
James tidak menentukan jenis platform, meskipun kemungkinan adalah MQ-1 Predator atau MQ-9 Reaper, yang keduanya dapat digunakan untuk pengawasan atau misi serangan.
Pada 30 September, Angkatan Udara memiliki 337 drone menengah ketinggian tinggi, termasuk 165 MQ-9A Reapers, 139 MQ-1B Predator, yang keduanya dibuat oleh General Atomics, yang berbasis di San Diego. Selain itu Amerika juga memiliki 33 RQ- 4 Global Hawks, yang diproduksi oleh Northrop Grumman Corp, yang berbasis di Falls Church, Virginia