Setelah 11 tahun melakukan penyebaran tanpa henti, pembom B-1 dari Pangkalan Udara Ellsworth akhirnya bisa menarik napas. Pesawat akan diistirahatkan untuk mendapatkan upgrade sementara kru yang kelelahan juga bisa istirahat dan melakukan latihan.
Anggota skuadron Pangkalan Udara Ellsworth menyelesaikan penyebaran terakhir selama enam bulan pada bulan Januari lalu.
Penghentian penyebaran ini memberikan waktu bagi Angkatan Udara untuk meng-upgrade B-1 dengan biaya yang telah disediakan mencapai hampir US$ 1 miliar selain, dan juga memberikan kru yang kelelahan untuk menyegarkan diri dan melatih.
B-1 telah melewati penyebaran ke berbagai lokasi termasuk yang dilanda perang seperti di Afghanistan, Irak dan Suriah. Skuadron Ellsworth baru saja kembali dari Suriah di mana mereka telah menjatuhkan sekitar 5.000 amunisi selama penyebaran enam bulan dan menjadi misi paling tinggi selama 11 tahun terakhir.
Komandan Pangkalan Ellsworth, Kolonel Gentry Boswell, menggambarkan 11 tahun terakhir sebagai misi tersibuk dalam sejarah Ellsworth. Tetapi semua misi telah berjalan sukses.”Ini memunculkan stres, tidak hanya di tempat kerja dan di pesawat dan penerbang, tetapi juga pada keluarga,” kata Boswell sebagaimana dikutip rapidcityjournal.com Senin 7 Maret 2016.
Akibat tingginya misi, kru B-1 juga tidak memiliki waktu untuk latihan. Selama ini kru B-1 selama misi 11 tahun hanya berada di wilayah udara yang minim kekuatan antipesawat, sementara perkembangan di luar sistem dan radar pesawat telah berubah banyak. Tanpa ada latihan, mereka akan sangat kesulitan jika secara cepat harus masuk ke medan perang yang keras.
“Ada sedikit kesempatan untuk berlatih bagi mereka tentang berbagai jenis ancaman. Kesempatan itu tiba bulan ini selama Red Flag di Nellis Air Force Base di Nevada, di mana skuadron berpartisipasi termasuk salah satu dari Ellsworth,” kata Boswell.
B-1 akan menjalani upgrade sistem pertempuran terpadu di kokpit mereka. Boswell menjelaskan upgrade ini akan menghapus dan mengganti teknologi era 1980-an yang masih digunakan milik B-1. “Ini seperti mengganti dashboard dalam mobil,” katanya.
Boswell mengatakan teknologi baru akan memberikan “pandangan mata dewa” di medan perang, yang memungkinkan anggota kru B-1 untuk berperan sebagai kursor laptop yang digunakan oleh tim pasukan khusus darat.
Selain itu juga banyak data tambahan yang akan dimasukan termasuk sistem komunikasi yang sebelumnya masih menggunakan obrolan radio akan diganti dengan sistem digital. Misalnya, teknologi baru yang memungkinkan kru untuk menerima sasaran koordinat secara otomatis, dan tidak mendengar lewat radio dan mengetik mereka melalui komputer. “Ini adalah perubahan yang luar biasa,” kata Boswell.
Biaya upgrade untuk total armada B-1 yang mencapai lebih dari 60 tersebut diperkirakan akan menghabiskan US$975 juta.
Pangkalan Dyess yang juga menjadi basis lain dari B-1 mulai menerima dan dan menerbangkan upgrade B-1 pada tahun 2014 dan masih menerima pesawat lain yang juga diupgrade. Ellsworth mulai mengirimkan B-1 untuk Tinker Air Force Base di Oklahoma tahun lalu untuk menerima upgrade, dan Ellsworth diharapkan akan menerima yang pertama upgrade B-1 sesegera mungkin. Upgrade pesawat dijadwalkan akan terus berlangsung hingga 2019.