Indonesia membeli tiga kapal selam kelas Chang Bogo dari Korea Selatan. Kapal yang pengirimannya tertunda dua tahun itu sedianya akan dikirim pada September 2016 ini. Tetapi pemerintah Indonesia meminta untuk diundur karena infrastruktur yang diperlukan belum siap. Bagaimana sebenarnya sejarah kapal selam ini dan bagaimana kemampuannya? Mari kita telusuri.
Kapal Selam serang Kelas Chang Bogo sejauh ini baru ada dalam pelayanan dengan Angkatan Laut Korea Selatan yang disusul Indonesia. Sebenarnya asal usul kapal selam ini adalah dari Jerman. Korea Selatan membangun dengan versi lisensi dari Type 209-1200 Jerman. Awalnya dikembangkan oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Kelas Chang Bogo dibangun oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).
Korea Selatan diperkirakan telah mengoperasionalkan kapal selam ini sebanyak sembilan unit. Angkatan Laut negara ini menempatkan pesanan untuk pembangunan tiga kapal selam pada tahun 1987. Kapa; pertama ROKS Chang Bogo (SS-61), diluncurkan pada bulan Juni 1992 oleh HDW di Kiel, Jerman. Sisa dua kapal selam dibangun oleh Daewoo di Okpo di Korea Selatan, dengan menggunakan bahan yang disediakan Jerman.
Angkatan Laut Korea Selatan kemudian membuat pesanan lagi dalam dua kontrak terpisah dengan Daewoo pada bulan Oktober 1989 dan Januari 1994 untuk membangun total enam kapal selam, sehingga jumlah kapal selam Kelas Chang Bogo menjadi sembilan yang ditugaskan antara tahun 1993 dan 2001.
Pada Desember 2011, DSME mendapat kontrak senilai US$1,1 miliar dari Departemen Pertahanan Indonesia untuk pengiriman tiga kapal selam kelas Chang Bogo ditingkatkan untuk Angkatan Laut Indonesia. Jadi kapal ini dipesan pada era pemerintahan SBY, bukan Jokowi seperti yang diklaim sejumlah pihak dan media selama ini.
Dalam kontrak tersebut dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan dengan mengajak PT PAL Indonesia, sedangkan kapal ketiga akan dilengkapi di galangan kapal PT Pal di Surabaya.