Di tengah misi tinggi di Timur Tengah, Pentagon telah memulai dorongan untuk penciptaan senjata baru eksotis yang akan digunakan untuk melawan yang Rusia dan China.
Pejabat Pentagon telah mulai berbicara secara terbuka tentang alat terbaru tentang kecerdasan buatan dan mesin yang bisa belajar untuk membuat senjata robot untuk membangun semacam “tim manusia-mesin” alias tentara super. Ini mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, namun para pejabat Pentagon mengatakan mereka telah menyimpulkan bahwa sistem berteknologi tinggi seperti ini adalah cara terbaik untuk melawan kebangkitan dan kecepatan pembangunan militer China dan Rusia.
Robert Work, Wakil Menteri Pertahanan mengatakan senjata yang tengah dibangun ini berpotensi revolusioner. “Ini adalah bagaimana kita akan membuat pertempuran jaringan kita lebih kuat, mudah-mudahan, dan menyuntikkan ketidakpastian yang cukup di benak Rusia dan China, “jelas Work sebagaimana dikutip Washington Post, Minggu 28 Februari 2016.
Pentagon menggunakan pendekatan teknologi tinggi yang dikenal sebagai “third offset strategy” melanjutkan dua offset sebelumnya yang mengarahkan kemajuan militer Rusia selama Perang Dingin.
Offset pertama adalah senjata nuklir taktis; yang kedua adalah senjata konvensional presisi dipandu. Versi terbaru mengasumsikan sebagai senjata yang cerdas, robot yang dapat membantu memulihkan kekutan yang telah terkikis oleh kemajuan Rusia dan China.
Jenderal Joseph F. Dunford, Kepala Staf Gabungan, menyuarakan peringatan dini pada bulan Juli ketika ia mengatakan bahwa Rusia telah menjadi ancaman terbesar ke Amerika Serikat. Work mengatakan dalam pidatonya baru-baru bahwa karena Amerika Serikat lebih fokus ke Timur Tengah sejak tahun 2001, menjadikan program mereka telah lambat untuk beradaptasi dengan sebagai ancaman teknologi tinggi yang sudah mulai muncul kembali.
Anggaran Pentagon 2017 mencakup anggaran teknologi tinggi senilai US$3 miliar untuk membangun senjata canggih untuk melawan kemampuan serangan jarak jauh China terhadap pasukan angkatan laut AS. Selain itu US$ 3 miliar untuk meng-upgrade sistem bawah laut, US$ 3 miliar untuk membangun tim manusia-mesin atau human-machine teaming dan operasi pesawat tak berawak; US$1,7 miliar untuk cyber dan sistem elektronik yang menggunakan kecerdasan buatan; dan US$500 juta untuk wargame dan pengujian dari konsep-konsep baru.
Pemerintahan Obama, yang kadang-kadang dicaci karena lambat untuk merespon ancaman Rusia dan China, tampaknya telah menyimpulkan bahwa strategi terbaik Amerika adalah untuk meningkatkan keunggulan merupakan teknologi. Konsep-konsep yang mengingatkan pada inisiatif “Star Wars” Presiden Reagan 30 tahun lalu.