Electronic Warfare Lemah, Komando Eropa AS Akui Sulit  Lawan Rusia Man to Man

Electronic Warfare Lemah, Komando Eropa AS Akui Sulit Lawan Rusia Man to Man

Amerika Serikat harus membangun kembali kapasitasnya untuk melawan keahlian peperangan elektronik Rusia di Eropa. Electronic warfare Amerika masih konvensional setelah telah sangat diabaikan selama 25 tahun sejak akhir Perang Dingin. Selain itu, selama hampir 15 tahun, Amerika Serikat lebih fokus pada perang kontra-pemberontakan di Timur Tengah daripada mempersiapkan perang melawan kekuatan besar yang lain.

Tapi dengan Rusia yang telah bangkit kembali dan membuat gelisah banyak negara di Eropa, Amerika Serikat mau tidak mau harus menginvestasikan anggaran mereka untuk membangun kekuatan peperangan elektronik dan cyber untuk melawan kemajuan yang diraih Moskow dalam bidang ini.

“Selama 20 tahun perhatian kami telah keluar dari Rusia sehingga kami tidak fokus pada perkembangan kemampuan mereka,” kata Komandan Komando Eropa Angkatan Udara AS Jenderal Philip Breedlove di depan Komite Angkatan Bersenjata Kongres pada 25 Februari 2016. “Kedua, selama lebih dari 13 tahun terakhir kita telah difokuskan pada counterinsurgency operations [COIN] di Afghanistan dan memerangi Al Qaeda.”

Taliban maupun Al Qaeda tidak memiliki kemampuan perang elektronik yang berarti hingga  kemudian Amerika Serikat telah memiliki keunggulan jauh meski dengan kapasitasnya yang ada sekarang ini.

“Selain kita telah mempertahankan kemampuan, kita belum benar-benar berlatih untuk benar-benar menggunakannya. Selain itu kit juga tidak bisa mempertahankan kapasitas yang mungkin diperlukan untuk melawan kekuatan A2 / AD [anti-access / area denial] yang terus tumbuh di dunia, “kata Breedlove.

“Kami memiliki kemampuan peperangan elektronik, tetapi mungkin tidak memiliki kapasitas yang kita butuhkan sekarang.”

Masalah dasar, adalah bahwa Moskow telah menyaksikan kemampuan warfighting Amerika sejak Perang Teluk Persia pertama dan telah belajar dari semua itu. Rusia kemudian melakukan investasi besar-besaran untuk mengejar kemampuan Amerika Serikat itu. “Rusia tahu bagaimana kita bermain,” kata Breedlove. “Mereka telah berinvestasi banyak dalam peperangan elektronik karena mereka tahu kekuatan kami terletak pada jaringan dan mereka harus bisa memutuskan [jaringan] kita untuk membuat kita tidak berdaya.”

Sementara di satu sisi peperangan elektronik merupakan salah satu bidang di mana kapasitas Amerika di Eropa telah berhenti berkembang. Breedlove mengatakan bahwa militer AS di Eropa membutuhkan kekuatan lebih yang ditempatkan secara permanen. Salah satu bidang yang ia disorot adalah Atlantik Utara di mana aktivitas Angkatan Laut Rusia meningkat secara besar-besaran hingga hampir setingkat tingkat dengan era Perang Dingin.

US Navy juga tidak memiliki cukup kapal selam untuk melawan armada bawah laut Moskow yang juga bangkit kembali. Masalah akan bertambah buruk ketika pesawat selam serang tua kelsa Los Angeles pensiun tanpa kapal kelas Virginia yang cukup untuk menggantikan mereka.

“Jika saya tidak mendapatkan apa yang saya minta,” kata Breedlove. “Dalam wilayah sangat yang sangat sangat canggih di dunia, kami hanya akan bermain dengan zona pertahanan, kami tidak bisa bermain man-to-man,” katanya sebagaimana dikutip National Interest.

Baca juga:

Rusia Luncurkan  Sistem Perang Elektronik Revolusioner