18 November 1978 menjadi sejarah penting bagi F/A-18 karena pada hari itu untukkali pertama Hornet terbang. Awalnya dimulai sebagai program untuk menggantikan A-4 Skyhawk dan A-7 Corsair II, Hornet mulai hidup sebagai salah satu pesaing dalam kompetisi Lightweight Fighter (LWF) sebagai YF-17 Cobra. Tetapi dalam program ini YF-17 menjadi pecundang karena dikalahkan Viper atau F-16. Tetapi Angkatan Laut melihat begitu banyak potensi dalam YF-17 yang kemudian diadopsi sebagai desan dasar untuk program Naval Fighter-Attack, Experimental (VFAX).
Untuk memenuhi persyaratan struktural dan daya tahan Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika, Cobra memerlukan sejumlah modifikasi serius bahkan bisa dikatakan mendesain ulang agar bisa memenuhi syrat.
Seluruh badan pesawat, termasuk undercarriage dan tailhook, diperkuat untuk menahan hentakan peluncuran catapult dan pendaratan di kapal induk. Sayap lipat ditambahkan agar pesawat lebih mudah diparkir dan disimpan di kapal yang sempit, serta menambahkan bar peluncuran untuk nosewheel untuk tembakan kucing. Main gear diperlebar serta dorsal spine. Yang terakhir adalah langkah untuk mengakomodasi tambahan 4.460 pon bahan bakar. Total dibutuhkan berat 10.000 pon untuk desain baru yang kemudian melahirkan “Model 267” atau F / A-18 Hornet pada bulan Maret 1977.
Selama lebih dari 35 tahun, Hornet telah menjadi tulang punggung dari kemampuan Strike Fighter Angkatan Laut AS, serta pesawat tempur superioritas udara utama untuk beberapa negara seperti Kanada, Swiss, dan Finlandia. Dengan munculnya Super Hornet, Hornet masih akan terus terbang