Dalam dokumen disebutkan tentang komitmen pemerintah untuk membeli 12 kapal selam baru dengan biaya total desain dan konstruksi senilai US$50 miliar.Terlepas dari armada kapal selam, rencana pemerintah lain adalah pengadaan sembilan frigat anti-kapal selam baru, 12 kapal patroli lepas pantai baru, tujuh tambahan pesawat pengintai maritim P-8A Poseidon, 72 F-35A Lightning II Joint Strike, dan 12 pesawat serangan elektronik E / A- 18G Growler.
EA-18G Growler, akan memberikan Angkatan Pertahanan Australia dengan kemampuan serangan elektronik dan dukungan elektronik yang sangat ampuh. EA-18G akan menjadi kekuatan-multiplier untuk pertahanan udara, darat, laut dan cyber. Australia akan bergabung dengan Amerika Serikat sebagai satu-satunya operator yang menerbangkan EA-18G Growler.
White Paper menetapkan enam pendorong utama lingkungan keamanan Australia, termasuk hubungan antara AS dan China, ancaman stabilitas tatanan global berbasis aturan, ancaman terorisme, kerapuhan beberapa negara di kawasan in serta meningkatkan ancaman dunia maya.
Dokumen tersebut mencatat angkatan laut China sekarang menjadi yang terbesar di Asia dengan kemungkinan akan memiliki 70 kapal selam pada tahun 2020. Selain itu China juga memiliki angkatan udara terbesar di Asia.
Dalam dua dekade, setengah dari kapal selam dunia akan beroperasi di Samudra Pasifik dan setidaknya setengah dari pesawat tempur canggih di dunia akan dioperasikan oleh negara-negara di kawasan itu.
“China akan terus mencari pengaruh yang lebih besar di kawasan ini. Sebagai kekuatan utama, itu akan menjadi penting bagi stabilitas regional bahwa China memberikan jaminan kepada tetangganya dengan menjadi lebih transparan tentang kebijakan pertahanan, “kata dokumen itu sebagaimana dikutip The Guardian Kamis 25 Februari 2016.