Duta Besar China untuk Republik Korea Qiu Guohong memperingatkan bahwa penyebaran sistem pertahanan rudal ke di negara itu bisa merusak hubungan Beijing-Seoul. Jika sampai rusak, maka sangat sulit untuk memperbaikinya kembali.
Qiu membuat pernyataan ketika ia bertemu kepala partai Minju Korea Selatan Kim Jong-In di parlemen. “Kita telah telah mengambil banyak usaha untuk mengembangkan hubungan China-Korea Selatan. Tapi upaya ini bisa hancur dalam sekejap karena satu masalah, “kata Qiu mengacu pada rencana penggelaran sistem pertahanan canggih US rudal di Korea Selatan.
Cina telah berulang kali protes setelah Washington dan Seoul mengumumkan rencana untuk memasang Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan untuk menanggapi uji bom nuklir dan peluncuran roket baru-baru ini oleh Korea Utara.
Qiu mengulangi argumen Beijing bahwa penyebaran THAAD akan sangat merusak kepentingan keamanan China dan menyebabkan ketidakstabilan serta memicu perlombaan senjata regional.
China dan Korea Selatan memang memiliki sejarah tidak menyenengkan. Beijing bergabung dengan Korea Utara untuk melawan Korea Selatan dan sekutunya pada Perang Korea 1950-1953. Negara ini baru membuka lagi hubungan diplomatik dengan Seul pada 1992 dan sekarang kedua negara telah menjadi mitra dagang yang cukup besar.
Sebelumnya kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan Washington dan Seoul menunda penandatanganan kesepakatan penempatan THAAD yang sedianya akan dilakukan pada Selasa 23 Februari 2016. Penundaan dilakukan setelah ada rencana Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengunjungi Washington dari Selasa untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry.
Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan bahwa sistem rudal yang akan ditempatkan hanya menargetkan rudal Korea Utara. Kementerian mengatakan mereka mengharapkan pembicaraan resmi tentang THAAD akan dimulai minggu depan setelah kedua belah pihak mendirikan kelompok kerja bersama akhir pekan ini.
